Aku kerap bertanya-tanya: mengapa bangsa Israel yang menjadi bangsa terpilih? Atau mengapa aku yang terpanggil menjadi orang kristen, bukannya tetanggaku si A yang begitu baik dan tulus? Atau mengapa justru Saulus pemburu orang kristen yang menjadi rasul pilihan-Nya?
Rencana Allah memang jauh di luar jangkauan kita! Daud merasa tak layak punya istana yang begitu megah, sementara Allah hanya bersemayam di kemah yang jauh lebih sederhana. Karenanya, Daud bermaksud membuat rumah yang dianggapnya pantas untuk Tuhan. Ia berkata kepada nabi Natan, "Lihatlah, aku ini berdiam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut Allah diam di bawah tenda" (2Sam. 7:2). Tapi rencana ini ditolak oleh Tuhan, "Masakan engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami?" (2Sam. 7:5 ).
Allah juga memilih sendiri rumah bagi Putra-Nya yang menjelma jadi manusia, yaitu rahim Bunda Maria sebagai tempat Yesus dikandung (Luk. 1:31-33). Padahal dari kacamata manusia, Bunda Maria bukanlah siapa-siapa! Namun, Maria gadis bersahaja yang bersedia dan menjawab, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu," (Luk. 1:38).
Kalau begitu, bagaimana sikap kita atas pilihan Allah akan rumah-Nya? Kita patut bersyukur, menghormati dan mengiyakan pilihan-Nya itu dengan cara menghormati dan mencintai Bunda Maria sebagai rumah pribadi Tuhan dan berdevosi kepadanya, bersyukur atas anugerah luar biasa dari Tuhan yang telah memilih kita yang tak layak ini menjadi rumah-Nya juga. Yang secara khusus berdiam dalam roh kita sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Ia memilih kita menjadi tempat bersemayam-Nya - menjadi ranting-ranting-Nya, tempat-Nya berkarya secara khusus. Ia memilih kita jadi bait Allah, sehingga berkenan hadir dalam rupa hosti. Dan yang sangat penting adalah memuliakan Dia seperti yang disampaikan Paulus, bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat, oleh Yesus Kristus: segala kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin (Rom. 16:25-27).
Semoga kita yang terpilih secara istimewa ini, bisa meneladan Bunda Maria dan St. Paulus untuk selalu menjaga diri kita agar tetap kudus, sehingga layak jadi rumah Tuhan, dan memuliakan-Nya lewat cara hidup kristiani dan ketaatan melakukan tugas perutusan mewartakan Kerajaan-Nya.
(HS)
Berdasar bacaan liturgi 20 Desember 2020
2Samuel 7:1-5.8b-12.14a-16
Roma 16:25-27
Lukas 1:26-38
Credit image: catholicexchange.com
Tidak ada komentar
Posting Komentar