Sejarah Paroki


Gereja Katolik Santo Ambrosius terletak di Perumahan Villa Melati Mas, Serpong Utara, Tangerang Selatan. 

1979
Awal mula umat perdana di daerah Serpong adalah permintaan dari Pastor Paroki St. Maria Hati Tak Bernoda, Tangerang, Pastor Tan Soe Ie, SJ pada tahun 1979 kepada Ketua Lingkungan St. Yohanes IV, Bp. Goh untuk merintis pengembangan umat Katolik di wilayah Serpong dengan membuat sub lingkungan yang mempunyai area mulai dari jembatan Kebon Nanas, Tangerang hingga ujung Serpong dan Parung Panjang yang ketika itu sebagian besar adalah hutan karet.

Bp. Joko yang ditunjuk oleh ketua lingkungan sebagai koordinator, dengan kendaraan sepeda atau berjalan kaki sepulangnya bekerja di Damatex, tekun mencari umat-umat Katolik di perkebunan karet dan markas tentara Arhanud yang sudah ada di tahun 1979 ini. Lima orang umat perdana yaitu Bp. Joko, istrinya Ibu Lies dan pembantunya yang beragama Katolik serta Bp. Karjono dan Bp. Hutapea yang bekerja di perkebunan karet PTP mulai membangun komunitas Katolik dan menjadi umat perdana di Sub Lingkungan St. Yohanes IV, Paroki St. Maria, Tangerang.

Kepindahan keluarga Bp. Joko ke perumahan Pondok Jagung (yang saat ini masih ada di samping Mal WTC Matahari) pada tahun 1982 semakin mendekatkan diri pada komunitas Katolik yang terbangun dan semakin mengembangkan jumlah umat Katolik. Mereka berkumpul secara rutin dengan para tentara yang beragama Katolik di markas Arhanud untuk saling menguatkan dan bertumbuh dalam iman.


Pastor Tan Soe Ie, SJ yang merupakan dosen seminari dan ahli peternakan ayam juga memberi pengaruh yang cukup kuat bagi umat perdana ini untuk terus semangat membangun komunitas Katolik dengan sering turun langsung ke bawah menyapa umat. Di Paroki St. Maria sendiri kehadiran beliau juga bisa mengembangkan jumlah umat yang pada tahun 1979 ada sekitar 450 umat dengan mayoritas suku Jawa bertambah pesat dengan suku Tionghoa.

Seiring perkembangan waktu dan pertumbuhan umat Katolik di Wilayah Serpong pada tahun 1984 dilakukanlah pemekaran Lingkungan St. Yohanes IV menjadi Lingkungan St. Yohanes V dengan Bp. Sularso sebagai Ketua Lingkungan dan Lingkungan St. Yohanes VI dengan Bp. Rahmad sebagai Ketua Lingkungan. Adapun pembagian areanya untuk Lingkungan St. Yohanes V dari jembatan Kebon Nanas hingga RS. Asshobirin dan Lingkungan St. Yohanes VI dari RS. Asshobirin hingga ujung Serpong.


Mudika juga tidak luput diperhatikan untuk mulai dibangun komunitasnya. Mudika yang umumnya adalah anak-anak dari umat perdana yang aktif ini berkumpul dalam wadah Bina Iman Mudika. Mereka berkontribusi menjadi penggerak tim liturgi.


1983
Pembangunan Perumahan Villa Melati Mas di tahun 1983 yang memiliki area cukup luas, menambah jumlah umat-umat Katolik baru. Sekolah Strada yang berada di Blok F dalam sejarah pertumbuhan umat perdana menjadi tempat penting dimana umat melakukan misa rutin setiap minggunya selama beberapa tahun.


1989
Tahun 1989, mewakili KAJ, Pastor Bintarto, SJ selaku Pastor Paroki St. Perawan Maria Hati Tak Bernoda, Tangerang menentukan batas wilayah pelayanan baru yaitu mulai jembatan Kebon Nanas hingga ujung Serpong dan Parung Panjang menjadi bagian dari Paroki St. Agustinus, Karawaci. Pastor Putranto, OSC yang berkarya di Paroki St. Agustinus mendampingi umat yang sudah cukup banyak ini, hingga terbentuknya Stasi Ascensio pada tahun 1989 yang diresmikan oleh Pastor Paroki St. Agustinus, Chris Tukiyat, OSC pada tanggal 5 Juni 1990.


Seiring dengan adanya Stasi Ascensio ini terjadi juga perubahan nama lingkungan menjadi Lingkungan St. Maria Immaculata menggantikan Lingkungan St. Yohanes V sedangkan Lingkungan Yohanes VI menjadi Yovita (singkatan dari Yohanes VI Tangerang, dalam perkembangan selanjutnya disesuaikan dengan nama orang kudus menjadi St. Jovita). Turut serta terjadi perubahan kepemimpinan lingkungan dari Bp. Rahmad kepada Bp. Yose yang praktis menjadi Ketua Lingkungan pertama di Stasi Ascensio.


1990
Tahun 1990, Bp. Yose sebagai Ketua Lingkungan St. Jovita dipanggil oleh Pastor Bintarto, SJ ke Paroki St. Maria untuk diserahkan blue print Villa Melati Mas dimana didalamnya terdapat tanah fasos dari Pemda yang terletak di blok P di pinggir sungai kecil. Umat yang begitu bersemangat dan merindukan adanya gereja segera membentuk Tim Pembangunan Gereja (TPG) dan terpilih Bp. Simon Tobing sebagai ketuanya yang dikukuhkan oleh Pastor Putranto, OSC dalam misa di rumah Bp. Tata di Pondok Jagung. Namun karena kondisi tertentu maka proses pembangunan gereja di Villa Melati Mas belum dapat dilakukan.


2006
Setelah tertunda selama 16 tahun dan menyikapi fasilitas gereja yang tidak mampu menampung umat untuk beribadah dengan baik, pada tanggal 26 September 2006 PGDP St. Monika membuat surat kesanggupan untuk merealisasikan sarana ibadah bagi umat Katolik di Villa Melati Mas di atas tanah fasos dan fasum yang telah disediakan pengembang.


Tanah yang dahulu diberikan pengembang berada di Blok P sekarang telah berubah menjadi Blok O, Villa Melati Mas. Pada tanggal 8 Agustus 2008, Bapak Uskup Agung Jakarta, Julius Kardinal Darmaatmadja, SJ meneguhkan berdirinya badan hukum Pengurus Gereja dan Dana Papa Gereja Santo Ambrosius, yang dikukuhkan dengan Akta Notaris No. 38 tertanggal 24 Agustus 2008 oleh notaris Weliana Salim, SH dan didukung oleh surat ijin Bupati Tangerang No. 593/2246-Peng-As/2007, tentang pemanfaatan tanah fasilitas sosial milik pemerintah kabupaten Tangerang oleh Pengurus Gereja dan Dana Papa Roma Katolik Santa Monika untuk Gereja, keputusan Bupati Tangerang No. 659/Kep 199-DTRP/2008 tentang ijin pemanfaatan ruang, serta keputusan Bupati Tangerang No. 645.8/852-DBP/2008 tentang Ijin Mendirikan Bangunan, maka Panitia Pembangunan Gereja (PPG) St. Ambrosius bekerja untuk mewujudkan Gereja baru ini.


2008
Mengingat luas tanah sekitar 2100 m2, sejak awal memang tanah fasos ini direncanakan untuk dijadikan kapel. PPG yang didukung KAJ melihat bahwa jumlah umat yang akan terus bertumbuh, mendorong pencarian tanah tambahan agar bisa terbangun gereja yang bisa menampung umat lebih banyak. Berkat bantuan KAJ dan sejumlah dana umat, tanah seluas 5665 m2 yang terletak di blok O akhirnya dapat di beli dan menjadi bangunan Gereja saat ini.


Peletakan batu pertama pada tgl 29 Januari 2009 oleh Romo Antonius Eko Susanto, OSC. Pembangunan gereja St. Ambrosius berlangsung dari tahun 2009 hingga selesai dan diserah terimakan kepada PGDP St. Monika pada tgl 28 Pebruari 2015. Gereja St Ambrosius diberkati oleh Bapak Uskup Mgr. Ignatius Suharyo pada tanggal 20 Desember 2015 setelah sebelumnya pada tanggal 12 Juni 2015, Keuskupan Agung Jakarta menetapkan Wilayah Villa Melati Mas dan sekitarnya menjadi Stasi Villa Melati Mas, Gereja St. Ambrosius.


2015
Setelah kunjungan Tim Kunjungan Karya Pastoral (TKKP) KAJ medio November 2015 dan melihat kesiapan fasilitas gereja serta umat, KAJ merekomendasikan Stasi Villa Melati Mas menjadi paroki. Untuk itulah diutus Romo Yosef Natalis Kurnianto, Pr sebagai Pastor Rekan Paroki St. Monika dengan tugas khusus mempersiapkan Stasi Villa Melati Mas menjadi Paroki.


2016
Pada tanggal 11 Desember 2016 diadakan Misa Perayaan Penetapan Stasi Villa Melati Mas menjadi Paroki Administratif. Berdasarkan surat Bapak Uskup no : 506/3.16.69/2016, tertanggal 7 Desember 2016, ditetapkan bahwa Stasi Villa Melati Mas ditingkatkan statusnya menjadi Paroki Administratif, dengan cakupan wilayah berdasarkan usulan dari PGDP St. Monika yang telah dikaji dan diputuskan oleh KAJ meliputi : wilayah 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29 dan wilayah 9 (nama wilayah 9 yang terdiri dari 5 lingkungan sesuai dengan nama wilayah Paroki St Monika tahun 2016).


Penetapan status Paroki Administratif (Kuasi Paroki) ditandai dengan adanya baptisan pertama di Paroki Villa Melati Mas pada saat misa perayaan penetapan sebagai penanda kemandirian tata kelola administrasi sakramen-sakramen dan keuangan. Baptisan pertama tersebut menjadi awal pencatatan administrasi sakramen-sakramen. Kuasi Paroki berdasarkan Kitab Hukum Kanonik (KHK) Kan. 516 disamakan statusnya dengan Paroki dan penggembalaan umat dipercayakan kepada seorang Imam yang ditunjuk.


2017
Dari pertemuan antara DPH Paroki Serpong dengan Dewan Paroki Administratif Villa Melati Mas pada tanggal 11 Februari 2017 dan serangkaian pertemuan lainnya dengan KAJ menghasilkan kesepakatan yang dituangkan dalam surat Bapak Uskup dengan nomor : 076 A/3.16.60/2017, tertanggal 21 Februari 2017. Dalam surat tersebut menetapkan Paroki Administratif Villa Melati Mas menjadi Paroki Mandiri dengan batas dan wilayah Paroki seperti pada saat ini.


Misa Perayaan penetapan Paroki Villa Melati Mas menjadi Paroki Mandiri dirayakan pada tanggal 26 Februari 2017 dipimpin oleh Mgr. Ignatius Suharyo selaku Uskup KAJ.




“Paroki dibuat sebagai pusat pelayanan dimana kehadirannya dapat membuat umat semakin terlayani. Program karya yang dibuat oleh Paroki dapat membuat umat mempunyai gambaran dan pengalaman tentang Allah Yang Murah Hati, semakin beriman, semakin bersaudara dan semakin berbelarasa.”
- Mgr. Ign. Suharyo.

Tidak ada komentar

Posting Komentar