Minggu Kerahiman Ilahi
Semasa hidupnya Suster Faustina pernah meramal “akan terjadi perang yang mengerikan”. Setahun sesudah ia wafat ramalan itu terbukti. Serangan Jerman ke Polandia pada 1939 menjadi awal Perang Dunia kedua. Pada saat sulit, gambar Yesus sebagai sumber Kerahiman Ilahi disebar dan menjadi devosi yang memberi kekuatan iman dan inspirasi akan keselamatan bagi warga Polandia. Semenjak itulah Devosi Kerahiman Ilahi tersebar di seluruh dunia. Suster Faustina mendapat kanoninisasi pada tahun 2000 dan menyandang gelar Santa.
Minggu ini kita merayakan Kerahiman Ilahi. Meski beda konteksnya, situasi yang kita hadapi saat ini pun sulit. Dunia masih terus berperang melawan virus Covid-19. Situasi ini sering kali diperburuk dengan maraknya hoaks dan ketidakjelasan informasi. Mari kita lihat apa yang ada dalam bacaan Minggu ini.
Sesudah Yesus wafat, para rasul terus mengajar. Semakin banyak yang memberikan diri mereka untuk dibaptis (Kis. 2:42). Orang-orang kembali percaya bahwa hanya Allah sumber kekuatan dan keselamatan, sebagaimana dahulu para nabi pernah menyatakannya (Mzm. 118:13). Kebangkitan Yesus di antara orang mati telah memberi hidup baru yakni hidup yang penuh harapan akan keselamatan. Petrus menyebutnya sebagai warisan yang tidak dapat binasa, tidak dapat cemar dan tak dapat layu, yang tersimpan di surga (1Ptr. 1:3-4). Devosi kepada Kerahiman Ilahi adalah salah satu upaya untuk meminta dan mendapatkan kerahiman Allah agar kita mendapat keselamatan kekal. Ini adalah wujud kepercayaan iman pada rahmat Kristus yang berlimpah. Selanjutnya menjadi tugas kita untuk memperlihatkan belas kasih kepada sesama dan menjadi saluran kemurahan Allah di dunia.
Perayaan Minggu Kerahiman Ilahi di tengah badai Covid-19 mengingatkan bahwa Yesus adalah andalan kita. Kerahiman-Nya adalah sumber kekuatan iman dan inspirasi untuk menguatkan solidaritas sosial di tengah masyarakat. Seringkali dalam situasi sulit kita menjadi seperti Tomas yang mempertanyakan kehadiran Yesus (Yoh. 20: 25). Melalui Suster Faustina, Yesus menjawab keraguan itu: “Setiap jiwa yang percaya dan mempercayakan diri kepada Kerahiman-Ku akan mendapatkan keselamatan”. Maka, berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya (Yoh. 20:29).
(ET)
Berdasar bacaan liturgi 19 April 2020:
Kisah Para Rasul 2:42-47
Mazmur 118:2-4.13-15.22-24
1Petrus 1:3-9
Yohanes 20:19-31
Credit image: https://www.radiomaryja.pl
Terima kasih Renungan bagus memberikan kekuatan dan penyegaran umat
BalasHapus