Review Film OVERCOMER - Film Tentang Apa?
Film OVERCOMER ini sudah tayang di Amerika sejak Agustus 2019, tapi di sini baru populer di bulan November 2019 lewat medsos. Berita yang beredar adalah bahwa ada 50 penonton yang menerima Yesus di bioskop setelah menonton film ini. Tentu saja itu adalah berita yang menarik. Di sini hanya tayang di bioskop-bioskop tertentu. Film apa ini? Dari trailer-nya terlihatlah bahwa ini adalah sebuah film drama tentang olahraga. Akhirnya penulis terusik juga untuk menonton film ini.
Di awal cerita kita akan menyangka bahwa ini adalah cerita tentang pelatih olahraga yang gagal. John adalah pelatih basket di sebuah SMA yang tahun lalu tim-nya hanya jadi runner up. Tahun ini dia bertekad membawa tim-nya menjadi juara. Apa daya penduduk di kotanya pindah ke daerah lain karena pabrik yang menjadi sumber penghasilan sebagian penduduknya, tutup. Anggota-anggota tim-nya terpaksa ikut pindah bersama keluarganya yang mencari nafkah di daerah lain. Konflik cerita dibangun berlapis-lapis karena selain tidak punya tim lagi, ekonomi John melemah, pertengkaran dalam rumah tangga, dan dia hanya diminta mengurus kontingen lomba lari lintas alam yang hanya diminati 1 orang di sekolahnya.
Penonton juga bisa menerka bahwa ini adalah film tentang seorang gadis yang suka mencuri, tetapi suka dengan olahraga lari lintas alam. Mungkin nanti penonton akan disuguhi perjuangan gadis ini dalam meraih kemenangannya.
Di dalam film ini juga ditampilkan konflik tentang ayah yang meninggalkan keluarganya. Apakah konfliknya akan bertambah besar? Atau hanya sebagai pemanis cerita?
Sebagai cerita kristen, ada 3 kali adegan berdoa di film ini, dengan jumlah menit yang tidak terlalu mengganggu. Unsur religius-nya juga bukan ditaruh di belakang film, sehingga sehabis menonton, kita tidak terlalu berasa bahwa ini adalah film kristen.
Mungkin pertanyaan awal yang salah. Harusnya bukan bertanya: Ini film tentang apa? Karena akan lebih menarik menonton film ini dengan pertanyaan: Apa yang ingin Tuhan sampaikan lewat film ini?
Penulis tertarik dengan bagian di dalam film ini, yang mengajak kita untuk bisa menjawab: “Siapakah kamu?” Kalau kita menjawab bahwa saya adalah karyawan/ pelajar/ pengusaha, maka itu adalah jawaban salah. Karena status pekerjaan itu bisa hilang. Kalau kita menjawab bahwa saya adalah seorang suami/ istri/ orang tua/ anak, maka itu adalah jawaban yang salah juga. Karena tanggung jawab itu bisa berubah juga. Jadi, apa jawaban yang benar? “Saya anak Allah” Itu harus menjadi identitas kita sebagai pengikut Kristus, dan harus kita wujudkan dalam perbuatan kita sehari-hari.
Mungkin juga Tuhan akan menuntun kita untuk membaca kitab Efesus bab 1 dan 2. Karena seorang tokoh di dalam film ini menemukan peneguhan hidupnya dari kitab tersebut.
Film yang di beberapa adegannya membawa suasana haru ini, ingin berbicara banyak pada kita. Review tentang film ini tidak cukup untuk memberi hikmat kepada pembacanya. Anda harus menonton sendiri untuk menemukan jawabannya: Apa yang ingin Tuhan sampaikan pada saya?
(Julius Saviordi)
Credit Image: thewrap.com
Tidak ada komentar
Posting Komentar