Artikel Peserta Workshop Menulis 2018

Tidak ada komentar


Berikut adalah artikel-artikel yang ditulis oleh para peserta workshop menulis yang diadakan oleh KOMSOS St. Ambrosius pada 11-12 Agustus 2018 di Camping Ground Sukamantri, Bogor.



Ilmu di Alam Bebas

by Abraham Alexander (Lingk. St. Yohanes Salib)

Semua berawal dari pendaftaran berkemah. Saat itu, saya sedang tidur, lalu Ayah saya menelepon, dan langsung menawarkan, apakah saya ingin ikut camping yang diadakan KOMSOS? Lalu setelah saya berpikir sejenak, saya memikirkan bahwa saya sebenarnya saya dapat menimba ilmu yang sebelumnya saya belum pernah belajar.

Sebagai mahasiswa baru, sebelum acara ini dimulai saya harus melakukan PMB (Pengenalan Mahasiswa Baru) di UNTAR (Universitas Tarumanegara). Sebenarnya saya hampir tidak ikut, karena selama tiga hari berturut-turut saya hanya tidur 6 jam saja total selama 3 hari. Lalu pada hari Sabtu saya harus bangun jam 4.30 pagi, dan pada hari itu saya hanya tidur 2 jam saja, dimana saya merasa sangat capek. Tetapi, di hari Sabtu saya sudah haris ikut sesi yang jam 08.00 pagi. Lupa untuk memberitahu. Saya berangkat dari gereja Santo ambrosius jam 5.30 pagi dan sampai di Sukamantri jam 7.30 pafi. Balik lagi, saya sudah harus ikut sesi yang jam 08.00 pagi, dimana saya sangat capek, tetapi saya berusaha, untuk sesi yang pertama dimana saya menemukan hal baru yaitu bagaimana cara menulis dengan benar. Dari sesi yang pertama saya menemukan bahwa kalimat yang saya kira benar, belum tentu kalimat itu benar. Dimana buat saya ini lucu karena saya kira saya benar ternyata salah. Tidak hanya belajar cara menulis yang benar, saya juga belajar membuat renungan yang benar. Dan cara yang benar untuk membuat renuangan itu tidak mudah. Tidak hanya diberitahu cara memuat tulisan di suatu majalah gereja, saya juga diberitahu cara mengedit dan mendesign majalah gereja. Dimana buat saya ini pengalaman baru buat saya. Tidak hanya pelajaran saja yang saya ambil dan pelajari. Rasanya kurang lengkap apabila kita belajar dengan lingkungan yang kurang. Di kemah ini saya belajar dikelilingi banyak sekali pepohonan yang asri, yang membuat workshop ini semakin berwarna. Mungkin ini terdengar norak, tetapi ini pertama kali saya merasakan belajar dengan teknologi tinggi di alam bebas yang ada monyetnya.

Sudah berakhir waktunya saya pulang, rasa bahagia akan pengalaman baru yang saya alami selama dua hari ini sangat berharga buat saya, salah satu pengalaman unik yang terjadi di hidup saya. Sayangnya, hanya 2 hari 1 malam. Sudah harus berpisah dengan alam penuh ilmu.


Pengalaman Berkemah

by Andreas Evaldho T. (Lingk. St. Maria)

Bersosialisasi tidak selamanya dihabiskan di mall. Rekreasi bersama dengan teman sebaya dapat menjadi sarana yang menyenangkan untuk bersosialisasi. Hal yang mirip diadakan KOMSOS St. Ambrosius pada tanggal 11/8 - 12/8. Bagi yang ingin meluangkan waktu bersama teman-teman, ini adalah waktu yang paling tepat.

Kami berangkat jam 4.12 dari gereja Santo Ambrosius, semua berjalan dengan lancar akan tetapi banyak jalan bebatuan yang membuat menantang, Setelah saya dan teman-teman sampai, kita menaruk barang di tenda dan setelah itu menjalani acara yang telah disediakan oleh KOMSOS (Komunikasi Sosial). Dari acara yang telah disediakan saya merasakan pertemanan saya makin erat, dan lebih terbuka satu sama lain. Kemudian, kami makan siang ebrsama sambil bercerita. Waktu berjalan cepat dan malam pun tiba, kami membuat api unggun, menyanyi, dan main bersama. Hari itu akhir dengan sukacita.

Keesokan harinya, kami bangun dengan semangat yang baru dan hati yang bergelora. Kami menyiapka diri untuk makan pagi bersama dan untuk mengikuti misa. Sebelum mida kami bernyanyi untuk menentukan lagu yang akan dinyanyikan ketika misa. Setelah itu, kami balik ke rumah masing-masing.

Yang saya dapatkan dari acara ini adalah lebih dekat kepada teman dan jujur kepada sesama teman. Bukan hanya itu kami dapat banyak tantangan seperti tidur di tenda yang sempit, panas, dan banyak binatang kecil seperti serangga. Tetapi dari perjuangan ini, saya bisa lebih mandiri.


Pengalaman Workshop Penulisan

by Madeleine Sebastian Effendy (Lingk. St. Kristoforus)

Menulis merupakan hal yang kurang menarik bagi sebagian besar anak muda. Anak-anak muda di masa kini lebih tertarik untuk masuk ke dalam dunia perfilman, musik, ataupun fotografi. Hanya beberapa orang yang benar-benar tertarik untuk menulis. Pada awalnya saya pun begitu. Sebelum adanya workshop menulis, saya tidak pernah tertarik untuk menulis. Namun, setelah saya menyelesaikan tugas penulisan pelajaran B. Indo, saya mulai merasa menulis juga menyenangkan.

Ketertarikan untuk menulis membawa saya ke camping ini. Pada hari itu, Ayah saya menawarkan adik saya terlebih dahulu untuk mengikuti workshop fotografi. Sampai akhirnya saya ditawarkan untuk mengikuti workshop menulis. Melihat Ayah yang hobby menulis, saya merasa saya ingin sepertinya.

Acara workshop ini dikemas dalam suasana camping. Hal ini merupakan bagian yang menarik juga menjadi salah satu alasan saya mengikuti workshop ini. Camping dan workshop berlangsung selama 2 hari. Acara dimulai pada hari Sabtu pagi, dan berakhir pada hari Minggu siang.

Workhop penulisan dibagi menjadi beberapa sesi. Setiap sesi tersebut membahas topik yang berbeda-beda. Dimulai dari dasar menulis, cara editing, membuat renungan, ataupun dasar membuat warta bulanan. Hal-hal tersebut merupakan pelajaran yang baru untuk saya.

Melalui workshop ini, banyak sekali manfaat yang bisa didapat. Sebelumnya semua anak muda beranggapan bahwa menulis itu susah, dna juga membosankan. Namun ternyata, menulis itu cukup mudah dan mengasyikkan juga.


Pengalaman Kempingku

by Mikhael Elkan (Lingk. St. Irene)

Anak-anak muda jaman sekarang dikaruniai dengan bakat yang unik dan bermacam-macam. Tetapi menurut saya banyak yang kurang tersalurkan. Bisa karena waktu maupun alat-alat yang harganya mahal. Contohnya seperti olahraga golf. Kita bisa lebih meng-explore atau memperdalam bakat dengan mengikuti workshop. Seperti tim Komsos Ambrodiud yang mengadakan workshop untuk penulisan dan fotografi. Saya pun tertarik untuk ikut. Selain karena bosan, saya juga ingin menambah pengalaman dan mengembangkan skill menulis saya. Saya pun langsung mendaftar seminggu sebelum hari-H dan dibayarkan oleh tim Komsos.

Hari-H pun tiba. Saya sudah packing dan segera ke Gereja Santo Ambrosius untuk berkumpul. Saya suka suasana gereja di pagi hari. Suasananya masih sepu, membuat hati tenang. Setelah semua peserta telah berkumpul, Truk tronton kami langsung berangkat menuju Sukamantri. Perjalanan ke Sukamantri memakan waktu tempuh kurang lebih 2 jam. Saya sedikit kecewa karena akses jalan ke Sukamantri sangat buruk. Berbatu-batu dan bergelombang. Seharusnya pemerintah membenahi dangan cara mengaspal jalan menuju Sukamantri. Suasana di Sukamantri sedikit mengurangi kekecewaanku di perjalanan. Sangat berbeda dengan suasana di perkotaan. Sejuk, sunyi dan ada beberapa minyet dan suara jangkrik yang membuatku seperti di alam sebenarnya.

Menurut saya workshop yang diberikan cukup bermanfaat. Namun saya butuh waktu untuk menangkap inti dari isi pembicaraan karena cara membawakannya sedikit kurang menarik. Juga peserta workshop menulis dengan fotogrfi snagat berbeda. Workshop menulis hanya ada sekitar 5-7 peserta sedangkan workship fotografi sangat banyak. Saya harap, peserta yang ikut workshop penulisan dan fotografi semakin banyak. Juga ditambahkan workshop lainnya. Tempat yang dipilih overall bagus. Mungkin sedikit dibenahi fasilitas dan kebersihannya. Juga tempat untuk tidur diperbesar karena sangat sembip. Warung yang banyak dan dekat dengan perkemahan membolehkan mereka yang ingin membeli makan dengan harga yang terjangkau. Saya juga mengapresiasi tim Komsos yang membuat workshop dengan cara kemping. Menurut saya itu berbedan dan tidak terlalu membosankan. Sehingga materi yang masuk lebih mudah disampaikan dan bisa mendapatkan inspirasi dari alam. Banyak materi yang saya dapatkan dari workshop dari membuat renungan, editing artikel, dll. Semoga yang saya dapatkan dari workshop ini dapat berguna di masa depan.


Pengalaman Camping

by Erlangga Christianto (Lingk. St. Irene)

Disini saya akan bercerita tentaang pengalama camping dan pengalaman saya mengikuti camp workshop di bidang penulisan. Menulis memang tidak terlalu menarik atau membosankan tetapi dengan menulis kita bisa meluapkan rasa, cerita, informasi dan pengalaman dan lain-lain yang cukup menyenangkan untuk ditulis.

Ini adalah pengalaman pertama kali saya mengikuti camp workshop penulisan ini dimana saya dapat banyak pengajaran bagaimana supaya menjadi penulis handal dan editor yang hebat. Saya suka menulis dan kebetulan saya juga terkadang mengisi sebuah artikel dalam warta Ambrosius.

Saya juga menjadi anggota tim warta Ambrosius dan menjadi tim watra ambro adalah yang sangat menyenangkan dan menjadi sebuah kebanggaan tersendiri. Pengalaman saya mengikuti camping ini adalah pengalaman yang sangat berkesan dan sangat saya banggakan. Saya bersyukur dan senang karena mengikuti camp ini.

Hari ini Sabtu tanggal 11 Agustus 2018 pada pukul 05.30 kami bersama-sama berangkat dari Gereja Santo Ambrosius menuju tempat camping workshop di Sukamantri bogor. Perjalanan yang menyenangkan dan cukup jauh kami lalui dengan rasa ngantuk dan lelah. Tetapi rasa ngantuk dan lelah telah terbayarkan oleh keindahan tempat ini yang cukup menarik, mengagumkan dan cukup tenang untuk melaksanakan acara camp workshop Ambrosius ini.

Ketika sampai kami memulai pembagian kelompok dan memulai sesi dengan pembahasan bagaimana cara menulis yang baik dan benar serta langkah-langkah menjadi editor yang profesional, kami mulai mengedit dan menentukan kata yang kurang jelas agar menjadi jelas untuk para pembaca yang akan membaca warta Ambrosius supaya pembaca mengerti dan paham.

Lalu dilanjutkan dengan membuat renungan dan menentukan point-point penting dalam ayat alkitab mencangkup Antropologi, Perjanjian lama, injil dan perjanjian baru serta katakese dan lain-lain.

Sungguh pengalaman yang sangat menyenangkan bagi saya karena bisa mengikuti camp workshop dibidang penulisan ini, dengan rasa bangga mengikuti pengarahan dan pembelajaran tentang teknik-teknik tentang menulis dan mengedit dengan baik dan benar.

Sungguh pengalaman yang tidak akan saya lupakan dan jika ada lagi acara seperti ini saya harap saya bisa mengikutinya lagi.


Asyiknya Camping di Sukamantri

by Arin (Lingk. St. Kristoforus –Grogol)

Tawa meledak di kerumunan anak muda yang melihat temannya meloncat dan mendarat dengan gaya serta percaya diri. Sementara teman lainnya sedang sibuk mengabadikan momen langka tersebut dengan kameranya. Sedangkan di sudut yang berbeda wajah-wajah serius namun bersemangat mendengarkan materi yang sedang disampaikan sambil menulis.

Itu sepenggal kejadian yang terekam di camping Workshop Fotografi di Bumi Perkemahan Sukamantri Bogor siang ini. Camping yang diadakan oleh Komsos Paroki St. Ambrosius Serpong ini berlangsung dari hari Sabtu sampai Minggu, 11 – 12 Agustus 2018.

Anak-anak muda dengan potensi di bidang penulisan dan fotografi ini yang disasar oleh panitia untuk diasah ketrampilannya dan dipersiapkan menjadi bibit-bibit pejuang Komsos Paroki St. Ambrosius Serpong dalam mewartakan kegiatan Paroki melalui foto dan tulisan.

Jujur, saya adalah satu-satunya penyusup di kegiatan ini karena saya berdomisili di Jakarta Barat dan menjadi umat di Paroki St. Kristoforus Grogol. Namun hal ini tidak menyurutkan niat saya untuk tetap mengikutinya. Meskipun harus bangun jam 3 pagi dan naik ojeg online dengan kondisi tubuh yang kurang fit.

Materi yang menarik dikemas dengan camping di alam terbuka dan biaya pendaftaran yang ekonomis menyemangati saya. Ditambah pula dengan rasa penasaran akan Bumi Perkemahan Sukamantri Bogor yang belum pernah saya kunjungi dan teman-teman baru yang akan saya temui.

Tidak menyesal saya akhirnya bisa berada di tempat ini. Sejuk dan segarnya udara menyergap hidung dan paru-paru. Hijaunya bukit dan hamparan rumput diselingi gagahnya pohon pinus sungguh memanjakan mata. Membayar lunas ‘penderitaan’ kepala yang terbentur-bentur dan badan yang tergoncang-goncang di dalam truk militer yang saya naiki melewati jalanan yang terjal menuju lokasi. Ada juga kera liar yang mengintip malu-malu dan berteriak-teriak mencari perhatian namun akan menjadi pencuri yang handal jika melihat makanan. Sinyal yang minim sedikit menyulitkan untuk berkomunikasi mengunakan telepon seluler, namun di lain pihak membuat lebih fokus ke materi.

Semangat panitia dalam mempersiapkan suksesnya acara ini terbaca dalam komunikasi saya dengan salah satu panitia sehari sebelumnya, yang dengan rela menukar waktu tidurnya untuk mengepak barang. Sapaan ramah dan keterbukaan panitia mencairkan kekakuan di antara peserta, terutama saya sebagai ‘orang asing’. Saya serasa mendapat keluarga baru di sini.

Peserta yang hampir semua adalah anak muda tidak membuat ‘transfer ilmu’ ini berjalan alot, karena mereka antusias dan mau diarahkan. Meski banyak canda namun tetap fokus terhadap materi yang diberikan.

Banyak sekali yang sudah saya dapatkan sehari ini. Ilmu, teman dan semangat. Terima kasih Komsos Paroki St. Ambrosius, camping ini membawa banyak harapan untuk saya bersumbangsih di Paroki saya.

Ah... sungguh... antusiasme ini adalah sebuah virus yang menular.


Tidak ada komentar

Posting Komentar