Rumahku Inspirasi 4 Keadilan [Pendalaman Iman Desember 2019]

Tidak ada komentar

Di meja makan malam ini Debby yang pertama kali menceritakan pengalamannya sepanjang hari ini. Debby bertanding bulu tangkis mewakili sekolahnya di tingkat kecamatan. Walaupun pada akhirnya kalah, Debby tidak sedih karena lawan memang lebih tangguh. Tetapi dia kesal karena merasa dicurangi penjaga garis. Menurut Debby di poin terakhir, smash-nya masuk ke bidang lawan. Tetapi penjaga garis menyatakan keluar, sehingga Debby kalah. Debby merasa diperlakukan tidak adil.

Ibu senyum-senyum saja mendengar cerita Debby. Hari ini ibu senang karena kelihatannya calon pembeli rumah yang ibu tawarkan sudah merasa cocok dengan rumah yang ibu jual. Dan ibu juga berterima kasih kepada anak-anak, karena walaupun ibu seharian keluar rumah, pekerjaan rumah tangga beres semua. Hari ini Debby menyapu dan mengepel rumah, dan Rani membantu mencuci piring dan menyetrika pakaian. Sehingga pada waktu ibu di rumah, tidak terlalu banyak yang harus dikerjakan.

Rani dengan suara rendah memberitahu bahwa nilai matematikanya jelek lagi. Minggu depan harus mengulang lagi untuk memperbaiki nilai. “Tidak apa-apa,” kata ayah. Ayah tahu bahwa Rani sudah berusaha sebisa-bisanya untuk ulangan matematika yang terakhir. Pada waktu belajar, Rani meminta bantuan Debby dan ayah untuk menjelaskannya. Memang sejak kecil Rani sangat kesulitan dalam pelajaran matematika. Tetapi ayah dan ibu tidak pernah marah kalau Rani dapat nilai jelek. Rani merasa dicintai dan diperlakukan adil di dalam keluarga.

Hari ini ayah yang paling akhir bercerita. Tadi sepulang kerja, ayah melihat Ibu Vero dan Ibu Nur yang tinggal di gang sebelah sedang bertengkar. Pohon yang tumbuh di depan rumah Ibu Vero, daun-daunnya yang gugur selalu mengotori jalan sampai di depan rumah Ibu Nur.  Ibu Nur yang setiap hari terpaksa harus menyapu daun-daun tersebut merasa kesal. Ayah yang merupakan Ketua RT, kebetulan lewat dan berusaha mendamaikan keduanya. Setelah hari ini Ibu Vero akan memperhatikan sampah-sampah dari pohonnya yang mengotori jalan di depan rumah Ibu Nur dan Ibu Vero akan menyapunya. Dan nanti pohon tersebut akan dipangkasnya supaya tidak terlalu banyak daunnya. Hari ini ayah menegakkan keadilan di dalam partisipasinya berbangsa dan bernegara.

Percakapan di meja makan dalam keluarga Debby, Rani, dan kedua orang tuanya mencerminkan keadilan yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita sering menemukan hal-hal yang berkaitan dengan keadilan di dalam kehidupan kita di sekolah, pekerjaan dan keluarga. Dari keluarga-lah nilai-nilai keadilan tersebut harus ditumbuhkan. Karenanya dalam Bulan Keluarga (Desember) 2019 ini, Komisi Kerasulan Keluarga Keuskupan Agung Jakarta mengusung tema “Rumahku Inspirasi Keadilan”, sejalan dengan tema Tahun Keadilan Sosial 2020 di KAJ. Sambil menunggu kelahiran Tuhan Yesus, kita diajak untuk introspeksi diri tentang nilai-nilai keadilan sosial yang kita miliki, dalam Pendalaman Iman di lingkungan-lingkungan.

Kasus-kasus seperti yang dialami Debby, yang merasa diperlakukan tidak adil, akan dibahas dalam pertemuan pertama Bulan Keluarga 2019. “Keadilan Dirindukan Semua Orang”, demikianlah tema dalam pertemuan pertama. Tidak hanya kita sendiri yang harus diperlakukan adil, melainkan semua orang. Sehingga kita juga perlu memikirkan apa yang bisa kita lakukan supaya kita bisa membawa keadilan ke dalam keluarga, komunitas, gereja dan masyarakat.

Bersyukur sekali di dalam keluarga Debby sudah terwujud keadilan yang salah satunya tampak dalam berbagi peran dalam mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah. Setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda. Sehingga, di dalam cerita tadi, ibu tidak seorang diri bertanggung jawab mengurus pekerjaan rumah tangga. Hal ini akan dibahas dalam pertemuan kedua dengan judul “Keadilan Diwujudkan dari Keluarga”.

Seharusnya “Keadilan Menghadirkan Rasa Cukup” seperti tema pertemuan ketiga Bulan Keluarga. Seperti Rani yang menyadari bahwa dirinya adalah pribadi yang berharga, yang dicintai dan diperlakukan adil di dalam keluarga, akan melahirkan perasaan cukup di dalam diri seseorang. Tugas kita bersama-lah untuk selalu menjaga agar setiap anggota keluarga dan setiap anggota komunitas merasa dirinya diperlakukan adil.

Keadilan yang kita bangun di dalam keluarga akan memudahkan kita dalam menjalankan “Keadilan Dalam Hidup Berbangsa” seperti tema pertemuan keempat. Keadilan merupakan salah satu dasar dari kebaikan hidup dalam berbangsa dan bernegara. Seperti yang dialami tokoh ayah dalam cerita di atas, kebutuhan akan keadilan adalah suatu hal yang sering kita jumpai di dalam bermasyarakat. Dengan menjadi orang yang berkeadilan sosial, maka kita menjadi tanda kebaikan Tuhan yang bisa dilihat oleh sesama kita.

Materi pertemuan di Bulan Keluarga ini semakin menarik karena di tiap pertemuan, selain bahan renungan, selalu disertai materi untuk ber-aktivitas. Ada yang berupa permainan dan ada yang berupa kegiatan bersama. Semoga di bulan Desember ini, seluruh umat bisa rajin hadir dalam Pendalaman Iman di tiap lingkungan. Mari jadikan rumah kita sebagai inspirasi keadilan.

Penulis: Julius Saviordi



Tidak ada komentar

Posting Komentar