Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam

Tidak ada komentar

    “Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;  ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.” (Matius 25:35)

    Mendengar kata “Raja” identik dengan kemegahan, kehebatan, kekuatan dan kekuasaan. Umumnya orang yang mendengar sebutan “Raja” akan terkesima membayangkan kehebatan dan kemegahannya. Bahkan ketika kita mendengar dongeng “Si Raja Hutan,” langsung sudah terbayang di benak kita gambaran gagahnya seekor singa berbadan besar, berbulu indah dan bersuara tajam yang akan ditakuti oleh siapapun.  

    Berbeda dengan Kristus Sang Raja. Allah Bapa telah mengangkat Yesus sebagai Raja dan menempatkan-Nya di atas segala kekuasaan. Bahkan sejak lahir pun, kelahiran Yesus dikunjungi oleh 3 orang Majus dan membawakan persembahan bagi Sang Raja. Namun kelahiran Yesus sebagai seorang Raja tidak dilahirkan dalam sebuah tempat yang mewah ataupun layak. Situasi politik ketika Yesus dilahirkan dalam suasana penuh ketegangan, dimana Raja Herodes, yang khawatir akan kehilangan tahtanya sebagai seorang raja, memerintahkan untuk mengeksekusi seluruh bayi laki-laki yang lahir saat itu. Yesus Sang Raja pun dilahirkan di kandang domba dan dibaringkan di palungan dalam situasi yang serba tidak pasti dan penuh kekalutan. Kelahiran Yesus menjadi simbol kehadiran Sang Raja di alam semesta memberikan pengharapan dan berpihak pada yang lemah. 

    Yesus sebagai Seorang Raja sama sekali tidak pernah menunjukkan kekuasaan-Nya secara “tangan besi.” Bahkan hukum yang digunakan oleh Yesus sebagai seorang Raja, bukanlah hukum tentang kekuasan dan keadilan semata dan bukan soal benar atau salah, melainkan hukum kasih. Allah selaku pencipta bumi dan segala isinya, memiliki kemampuan dan kuasa penuh untuk bisa bertindak, bahkan bertindak secara keras dengan cara apapun. Tetapi Allah selaku Raja memilih untuk merendahkan diri-Nya dalam rupa seorang hamba menjadi sama seperti kita, yaitu sebagai manusia, tanpa jarak layaknya seorang Raja dan rakyat, sejajar dengan kita yang penuh dengan kelemahan dan dosa. Dia memberikan keteladanan akan kasih. Dia bahkan memberikan ruang untuk hadirnya kasih di tengah dunia. Dia memilih untuk turun ke bawah, hadir bagi mereka yang kecil, lemah, tersingkir dan difabel.

    Hukum kasih yang ditawarkan Sang Raja sangat sederhana. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Matius 15:40) Apa yang perlu dilakukan?  Cukup dengan aksi nyata sederhana yang bisa kita lakukan di tengah keseharian kita. Yesus Sang Raja pun mengatakan, “Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;  ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian;   ketika Aku sakit, kamu melawat Aku;   ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.” 

    Pertanyaan refleksi bagi kita sendiri. Maukah aku mengikuti teladan Yesus Raja Semesta Alam? Bahwa bukan kemegahan yang menjadi yang utama, bukan pula kekuasaan menjadi tujuan. Maukah kita menjadi “raja" yang menghadirkan kasih dan pengharapan bagi yang membutuhkan. Tak sekedar memberikan makanan dan minuman, tetapi pemberian diri kita kepada sesama sebagai sebuah pengharapan bagi mereka yang putus asa juga berarti memberikan minum bagi yang kehausan. Membuka lapangan pekerjaan juga memberikan pakaian bagi yang telanjang. Mau berbagi ilmu dan talenta yang kita miliki supaya orang lain bisa belajar dan memiliki kesempatan untuk sukses dan maju juga berarti memberikan semangat bagi orang yang “terpenjara” dalam hidupnya.

    Paroki Villa Melati Mas   senantiasa mengajak seluruh umat untuk mau meneladan Kristus Raja Alam Semesta. Gerakan Berkat dan Gerakan Sobat di Paroki VMM menjadi jalan menghadirkan pengharapan bagi mereka yang kelaparan, kehausan, telanjang, sakit dan terpenjara. Bersyukurlah kita memiliki Raja yang bukan hanya berpihak pada kekuasaan dan kemegahan, tetapi Raja Semesta Alam yang sungguh hadir nyata membawa pengharapan di tengah kelaparan, kehausan, dan keputusasaan. 

    Maukah kita meneladan Sang Guru yang adalah Raja Semesta Alam? (AB)


Berdasarkan bacaan liturgi Minggu, 26 November 2023

Yeh 34: 11-12.15-17
1 Kor 15: 20-26a.28
Mat 25: 31-46

Source image: https://mikefrost.net/prioritize-christians-helping-others-greater-need/

Tidak ada komentar

Posting Komentar