Ada seorang ibu yang menegur anaknya karena berbohong saat ditanya sudah belajar atau belum. Sebelumnya ibu tersebut menginstruksikan pembantunya untuk mengatakan bahwa ia tidak ada di rumah bila ada orang yang datang untuk minta sumbangan. Baik si ibu dan si anak ternyata sama-sama berbohong atas suatu hal.
Dalam bacaan Injil hari ini (Luk 6:39-45), Yesus mengajarkan tentang pentingnya menjaga kemurnian hati karena akan terluap dari perkataan kita. Karena setiap kata yang terucap dari mulut keluar dari perbendaharaan hati dan pikiran kita yang tersembunyi. Yesus yang dididik oleh ayahnya, Santo Yosef seorang tukang kayu, menggunakan perumpamaan orang yang dapat melihat selumbar yang adalah serpihan kayu yang halus, pada mata saudaranya dan kemudian ia mengatakannya kepada orang tersebut untuk mengeluarkan dari matanya. Padahal pada saat yang sama, ada balok kayu besar di matanya sendiri yang tidak ia sadari. Hal tersebut mencerminkan orang munafik, yang hanya melihat kekurangan orang lain saja, tanpa menyadari kalau dirinya mempunyai kekurangan yang lebih besar dan merasa dirinya yang paling benar. Kata-kata yang sering keluar dari mulutnya adalah teguran dan penghakiman kepada orang. Hal inilah yang dimaksud dengan perumpamaan Yesus tentang orang buta yang menuntun orang buta, yang keduanya akan jatuh ke dalam lobang. Baik orang yang ada balok kayu dan selumbar/serpihan kayu di matanya adalah sama-sama orang berdosa. Kita perlu membereskan dulu dosa-dosa kita dengan bertobat dan memperbaiki kelakuan, baru kita dapat menegur dengan penuh hikmat dan atas dasar kasih kepada saudara yang menyimpang dari jalan Tuhan.
Pengajaran Tuhan Yesus tentang setiap pohon dikenal pada buahnya , senada dengan Putra Sirakh dalam bacaan pertama (Sir. 27:4-7). Bicara atau perkataan yang terucap dari mulut sama dengan buah dari pohonnya, yang menentukan nilai dari seseorang. Ia juga menyatakan bahwa ujian manusia terletak dalam bicaranya, yang dari hasilnya dapat terlihat sifat dan karakter orang tersebut. Putra Sirakh membandingkannya dengan perapian yang menguji periuk belanga penjunan, bila sudah disiapkan dengan baik maka belanga tersebut akan kuat menahan panasnya api, tetapi bila belum sepenuhnya kering, belanga tersebut akan hancur terkena panas yang luar biasa.
Yesus dan Putra Sirakh mengajak kita untuk memeriksa dan menguji hati, dan mengisinya dengan yang baik sesuai dengan kehendak Allah. Mengapa menjaga kemurnian hati dan memperhatikan setiap kata yang keluar dari mulut kita sangat penting? Dalam bacaan kedua, Rasul Paulus mengingatkan kita bahwa Allah melalui Yesus Kristus telah mengalahkan maut selamanya, sehingga kita dapat beroleh kemenangan dan bersekutu dengan-Nya (1Korz. 15:54-58). Dengan demikian untuk dapat bersatu dengan-Nya kita perlu menjaga dan mempersembahkan hati dan mulut yang kudus, karena IA adalah Kudus. Selain itu kita adalah saksi Kristus di dunia ini, yang membawa Terang melalui setiap perkataan dan perbuatan kita.
Hendaknya kita dapat seperti yang tertulis dalam Mazmur (Mzm. 92:13-16) hari ini : Orang benar akan bertunas seperti pohon kurma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon; mereka yang ditanam di bait Tuhan akan bertunas di pelataran Allah kita. Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan bahwa Tuhan itu benar, bahwa IA gunung batuku, dan tidak ada kecurangan pada-Nya.
Tuhan Yesus memberkati. (MSD)
Sir. 27:4—7
Mzm. 92:2-3, 13-14, 15-16
1Kor. 15:-54-58
Flp. 2:15-16
Luk. 6:39-45
Source image: https://muslima.hops.id/khazanah/pr-3042152504/mulutmu-harimaumu-waspadai-tentang-bahaya-lisan
Tidak ada komentar
Posting Komentar