Menyambut Tamu Agung

Tidak ada komentar


“Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Siapkan jalan bagi Tuhan, luruskan jalan bagiNya.”

Kira-kira sebelum tahun 1990, infrastruktur jalan di sebagian besar daerah tidaklah sebagus  saat ini, di antaranya terdapat di Kab.Tangerang. Ada satu jalan yang membentang dari Bitung menuju ke Sekolah Tinggi Penerbangan Curug yang kondisinya hampir selalu  rusak berat, tidak rata dan banyak berlubang yang disebabkan karena banyak truk pengangkut tanah dan pasir yang melewati jalan itu. Anehnya, pada saat tertentu jalan itu mendadak menjadi mulus, beraspal dan tidak ada lubang yang menganga lagi. Penyebabnya adalah karena jalan itu akan dilalui oleh seorang Pejabat Negara dan seluruh jajarannya, yang akan menghadiri Upacara Wisuda Taruna Sekolah Penerbangan Curug, sehingga jalan itu dalam waktu singkat diperbaiki. Tentu nya bukan hanya sarana dan prasarana yang disiapkan, persiapan protokoler yang dilakukan dalam menyambut para tamu istimewa itu pasti sangat detil dan cenderung berlebihan. Sekelumit kisah nyata ini merupakan  fenomena umum yang sering dilakukan pada saat kita menyambut tamu istimewa. Sebelum tamu datang ke rumahpun biasanya kita siapkan tempat dan hidangan yang lebih istimewa. Bagaimana dengan kita yang mengaku orang Kristiani? Persiapan apa yang kita lakukan untuk menyambut “tamu agung“ kita yaitu Tuhan Yesus Kristus?.

Dalam Bacaan Injil minggu ini, disebutkan bagaimana Yohanes Pembaptis menyiapkan bangsa Israel untuk menyambut kedatangan sang Mesias, yaitu Tuhan Yesus Kristus, dengan menyerukan ajakan untuk  bertobat dan dibaptis sehingga mereka  dibersihkan dari dosa (Luk. 3:3). Apa yang dilakukan Yohanes ini sudah dinubuatkan oleh nabi Yesaya, ”Ada suara yang berseru di padang gurun: ”Persiapkanlah  jalan bagi Tuhan, luruskan lorong-lorong  bagi-Nya. Setiap lembah akan ditimbun, setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, dan semua orang akan memperoleh keselamatan yang dari Tuhan.”(Yes. 40:3-5). Yohanes tampil sebagai seorang nabi yang menyampaikan firman Tuhan. Ia diutus untuk menyadarkan bangsanya akan kedatangan Mesias yang sudah lama ditunggu-tunggu, di mana kedatangan-Nya adalah untuk memberikan penghakiman yang akan membawa penyelamatan atau pembinasaan. Oleh karena itu Yohanes mengajak semua orang untuk segera menyesal,  berbalik dan bertobat agar memperoleh keselamatan.

Pada masa Adven ini, kita menyiapkan diri untuk menyambut Hari Raya Natal, yaitu kedatangan Yesus yang pertama, sebagai Yesus sang Penebus,   Anak Domba yang mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia. Sudah seharusnya kita mempersiapkan diri untuk memiliki  hati yang  bersih supaya layak untuk menyambut kedatangan Tamu Agung kita tersebut. Seperti  padang gurun yang gersang, penuh onak duri, jalannya tidak rata, terjal dan naik turun, hati kitapun penuh dengan dosa dan kebiasaan buruk: kesombongan, ketamakan, iri hati, kemarahan, hawa nafsu, kerakusan dan kemalasan. Teristimewa dalam masa adven ini, mari kita bersihkan ’padang gurun’ kita agar menjadi jalan yang lurus, bersih dan rata sehingga layak untuk dilewati  oleh Tuhan Yesus. Bagaimana caranya? Sesuai  ajaran Yohanes yang menyerukan pertobatan untuk menyambut Yesus, Gereja Katholik selalu menganjurkan agar umat mau bertobat, minta pengampunan dan mau memperbaiki diri.

Pertobatan artinya berpaling dari sikap egoisme, kebencian dan kerakusan, menuju ke  kebersediaan untuk memberi ruang kepada kasih, kerahiman dan kegembiraan. Pertobatan bisa diungkapkan dengan berbagai cara, antara lain: secara personal dengan menerima Sakramen Pengampunan Dosa (Sakramen Tobat) yang biasanya diberikan pada masa Adven, dengan laku mati raga (puasa), lebih tekun membaca dan merenungkan Sabda Tuhan, dan berdoa.  Doa adalah sarana paling penting dalam menyambut kedatangan Tuhan, karena doa adalah tanda nyata bahwa dengan kerendahan hati kita mengandalkan Dia. Buah dari pertobatan salah satunya adalah  perbuatan amal kasih  kepada sesama, khususnya yang  miskin, menderita, dan yang sedang mengalami kesulitan ekonomi akibat pandemi Covid-19 saat ini. Tindakan berbagi kasih bisa disalurkan lewat gerakan BERKAT atau melalui Bansos Natal yang difasilitasi oleh Gereja St. Ambrosius. Semoga dengan demikian kita bisa menyambut Tuhan dengan hati yang  suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, dan akhirnya , semoga kita dipenuhi dengan buah kebenaran oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.(Fil. 1:10-11)

(YFE)


Berdasarkan bacaan liturgi 5 Desember 2021:
Barukh 5:1
Mazmur 125:1-2b.2cd-3.4-5.6
Filipi 1:4-6.8-11
Lukas 3:1-6

Credit image:
https://www.christianity.com/wiki/holidays/what-is-the-candle-of-hope-for-advent-week-1.html

Tidak ada komentar

Posting Komentar