Kebersamaan Iman Dalam Keluarga

Tidak ada komentar


Sejatinya sebuah keluarga adalah tempat dimana kebersamaan selalu menyertai, situasi seperti pandemi sekarang ini dapat menjadikan momen kebersamaan semakin erat dirasakan. Sayangnya kebersamaan secara fisik belum menjamin semakin bertumbuhnya kebersamaan iman dalam keluarga. Tidak sedikit para orang tua yang semakin sibuk bekerja tanpa mengenal waktu akibat diterapkannya work from home, sementara anak-anak juga harus sekolah online dirumah dan jika masih ada waktu yang tersisa masing-masing akan sibuk dengan gadged nya untuk melepas penat yang membawa  hiburan sesaat. Menjadi permenungan bagi kita semua, keluarga yang seperti apa yang harus kita wujudkan?



Baru saja kita bersama merayakan Natal, dimana  Yesus yang adalah Putra Allah telah lahir ke dunia menjadi manusia melalui keluarga yang sangat sederhana, yaitu keluarga Yusuf dan Maria. Kehadiran Yesus dalam keluarga Yusuf dan Maria mempunyai makna bahwa keluarga adalah tempat dimana Allah hadir dan berkarya.  

Firman Tuhan hari ini juga mengingatkan kepada kita semua sebagai keluarga  untuk meneladani Keluarga Kudus Yesus, Maria, dan Yusuf.  

Sebagai orang tua, Yusuf dan Maria memberikan teladan, sebuah tanggung jawab dan kerendahan hati dalam menghadapi Yesus, putra mereka. Pada suatu peristiwa disaat mereka pergi berziarah ke Yerusalem menjelang Hari Raya Paskah orang Yahudi, ketika itu Yesus baru berumur 12 tahun, usia remaja dimana banyak sekali rasa ingin tahunya. Ditengah perjalanan ternyata Yesus terpisah dari orang tua-Nya, bisa dibayangkan bagaimana perasaan Yusuf dan Maria yang dengan cemas dan khawatir  berupaya untuk mencari-Nya. Alih-alih marah dan menegur, mereka hanya bertanya dan mengungkapkan betapa mereka khawatir akan keselamatan Yesus.

Lalu kata ibu-Nya kepada-Nya : “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian kepada kami? Bapa-Mu dan aku cemas mencari Engkau. Jawab-Nya kepada mereka: Mengapa kamu mencari Aku, Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada dalam rumah Bapa-Ku, tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka”. (Lukas 2 : 48-49).

Sebagai orang tua mereka mau mendengar walaupun perkataan Yesus sulit untuk dipahami. Ini menandakan bahwa Yusuf dan Maria memiliki kualitas yang matang sebagai orang tua. Sebagai ibu, Maria menunjukkan kelemahlembutan dalam menghadapi situasi ini. Ada ketenangan dan keheningan untuk berusaha memahami segala perkara hidup dalam keluarga. Dan yang terutama adanya kesetiaan dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab sebagai orang tua yang harus mendidik dan memberi pembelajaran yang terbaik kepada anak yang telah diberikan Allah.  Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara didalam hatinya. Dan Yesus makin bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia (Lukas 2: 51-52)

Sebagai umat Katolik kita sungguh bersyukur memiliki teladan Keluarga Kudus dari Nazaret, yang memiliki kualitas iman yang luar biasa. Sebagai sebuah keluarga yang mengedepankan kebersamaan dan kematangan iman serta mengandalkan kuasa dan kasih Allah. Sementara saat ini masih banyak  keluarga-keluarga, bahkan mungkin keluarga kita sendiri yang sedang berjuang dalam menghadapi transisi era baru  pasca pandemi yang membuat kita abai akan kebersamaan iman. Kebersamaan semu lebih sering kita rasakan, bersama berkumpul dalam satu keluarga tetapi masing-masing sibuk dengan laptop dan gadget nya. Kecanggihan teknologi yang jika dimanfaatkan dengan tidak bijak akan berbuah pada kesenangan sesaat, egosentris dan berkurangnya komunikasi yang baik sesama anggota keluarga.

Semoga teladan Keluarga Kudus dari Nazaret selalu menggema dalam kehidupan keluarga kita yang mau taat dan setia akan Sabda Tuhan.

Selamat Pesta Keluarga Kudus.. (Mei)

Renungan berdasar bacaan liturgi Minggu 26 Desember 2021
(Pesta Keluarga Kudus, Yesus, Maria dan Yusuf)
Bacaan I: 1Sam 1:20-22,24-28
Bacaan II: 1 Yoh 3: 1-2,21-24
Bacaan Injil: Lukas 2:41-52    

Credit image:
https://thumbs.dreamstime.com/b/happy-family-mother-father-children-son-daughter-sunset-nature-150794881.jpg



Tidak ada komentar

Posting Komentar