Ibadah Yang Sejati

Tidak ada komentar


Bangsa Indonesia yang multikultural mempunyai banyak tradisi yang berasal dari nenek moyang seperti upacara potong gigi dari Bali, tedak siten dari Jawa, dan masih banyak lagi. Demikian pula dengan bangsa Israel dengan tradisi mencuci tangan sebelum makan, yang bukan bertujuan untuk hygienis atau menghindari penyakit seperti yang sekarang kita terapkan sebagai salah satu dari protokol kesehatan dalam menghindari penularan COVID-19.  Tradisi tersebut adalah ritual adat istiadat nenek moyang yang mengikat perilaku mereka lebih daripada perintah Allah. 


Teguran orang-orang Farisi dan ahli Taurat kepada Tuhan Yesus saat murid-murid-Nya makan dengan tangan yang tidak dibasuh bertujuan mencari-cari kesalahan-Nya. Tuhan Yesus mengecam perilaku mereka yang munafik karena mereka beribadah kepada Allah tetapi mengajarkan dan menerapkan peraturan manusia (Mrk. 7 : 7). Tuhan Yesus juga menegaskan bahwa apapun yang berasal dari luar dan masuk ke dalam seseorang tidaklah menajiskan, melainkan apa yang keluar dari seseorang yang berasal dari hati dan pikiran jahatnyalah yang menajiskan orang (Mrk. 7 : 14-23). Santo Yakobus juga mengingatkan akan pentingnya menghidupkan ibadah kita dengan perbuatan yang benar dan  kasih nyata kepada sesama: Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia (Yak. 1 : 27). 


Lewat kemurnian kasih yang terwujud dalam tindakan dan bukan hanya melalui kata-kata, kita dapat menjalankan perutusan Allah dengan menjadi saksi-saksi-Nya. Hal ini juga diungkapkan dalam bacaan pertama minggu ini :  Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa yang pada waktu mendengar segala ketetapan ini akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi (Ul. 4 : 6). Menjalankan perintah-Nya, tidak lebih dan tidak kurang, adalah  tindakan yang bijaksana. Menjadi tantangan bagi kita semua untuk merefleksikan semua  perilaku,  ibadah dan kasih kita kepada Allah  di masa pandemi ini  apakah sudah  bijaksana dan menjadi berkat bagi sesama.


Tuhan memberkati 

(mswd)


Berdasar bacaan Kalender Liturgi 29 Agustus 2021
Ul. 4:1-2,6-8
Mzm. 15:2-3a,3cd-4ab,5
Yak.1:17-18,21b-22,27
Yak.1:18

Credit image: https://stmichaellivermore.com/

Tidak ada komentar

Posting Komentar