[Teks & Video] Pesan Gembala Prapaskah 2021

Tidak ada komentar

Pesan Gembala Prapaskah 2021

No.073/3.4.2/2021
(Disampaikan sebagai pengganti khotbah, pada Perayaan Ekaristi Hari Sabtu/Minggu, 13/14 Februari 2021)
 
Para Ibu/Bapak, Suster/Bruder/Frater

Kaum muda, remaja dan anak-anak yang terkasih dalam Tuhan

Seperti pada tahun yang lalu, pada tahun ini kita memasuki masa Prapaska masih dalam keadaan prihatin yang mendalam, karena wabah virus Corona yang melanda dan mengguncang segala segi dan sendi hidup kita manusia.

Kita kenang dalam kasih, saudari-saudara kita yang telah mendahului kita menghadap Tuhan. Semoga Allah dalam kerahiman-Nya yang tanpa batas menerima mereka dalam kebahagiaan abadi. Kita doakan saudari-saudara kita yang sedang sakit. Semoga Tuhan berkenan menganugerahkan kesembuhan sebagaimana diharapkan. Kita juga berdoa bagi para dokter, perawat, semua petugas kesehatan dan semua saja termasuk para relawan yang dalam peran berbeda-beda menjalankan tanggung jawab mereka, dengan rela mengambil risiko yang tidak kecil bagi mereka sendiri dan keluarga mereka. Kita  berdoa bagi para pemimpin masyarakat dan bangsa kita yang terus mencari jalan untuk meringankan beban-beban hidup dan mencari jalan keluar dari keadaan yang sangat kompleks ini.


Saudari-saudaraku yang terkasih,

Seperti apa pun beratnya kenyataan yang harus kita hadapi, kita tetap yakin bahwa Allah adalah Kasih. Wabah ini bukan hukuman Allah akibat dosa-dosa manusia, melainkan salah satu tanda zaman yang dahsyat – di antara tanda-tanda zaman yang lain – yang mesti kita cari dan temukan hikmahnya dalam kacamata iman. Itulah pesan Paus Fransiskus ketika wabah ini mulai menyebar pada bulan Maret tahun 2020. Pesan itu diungkapkan dalam bentuk doa: ”Tuhan, Engkau mengundang kami untuk memahami masa yang berat ini sebagai saat untuk memilih. Masa berat ini bukanlah hukuman yang datang dari-Mu, tetapi adalah saat yang menentukan bagi kami: saat bagi kami untuk memilih mana yang sungguh berarti (dalam hidup ini) dan mana yang akan lewat; saat untuk membedakan mana yang sungguh penting dan mana yang tidak penting. Ini adalah saat bagi kami untuk kembali ke jalur hidup kami yang benar dalam hubungan kami dengan Dikau, ya Tuhan, dan dengan sesama kami.”

Kita semua tahu, memilih yang baik dan benar bukanlah hal yang mudah. Kecenderungan kita adalah memilih yang mudah dan menyenangkan. Prapaskah adalah masa yang disediakan oleh Gereja sebagai waktu yang istimewa bagi kita semua untuk melatih diri agar memilih yang baik dan benar menjadi watak kita. Watak seperti itulah yang ditegaskan oleh Rasul Paulus dalam suratnya yang tadi kita dengarkan: ”… jika engkau makan dan minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu demi kemuliaan Allah.” (1 Kor 10:31)

Memilih yang benar dan baik itu pula yang dilakukan oleh orang kusta yang diceritakan dalam Injil hari ini. Sebagai orang kusta dalam masyarakat waktu itu – artinya tersingkir - ia memilih untuk tidak menyerah pada keadaan. Ia melawan segala rintangan dan mengatasinya sehingga ia dapat datang kepada Yesus, berlutut dan mengungkapkan kerinduan dan harapan hatinya dengan berkata: ”Kalau Engkau mau, Engkau dapat menahirkan aku.” Terungkap dalam kata-kata itu, harapan untuk tidak menyerah kepada keadaan. Ia ingin terlibat kembali dalam kehidupan masyarakat dengan menjadi tahir. Berkat tekadnya yang ditanggapi oleh Yesus, ia tidak hanya menjadi tahir – artinya bisa terlibat lagi dalam kehidupan bersama – tetapi juga menjadi sembuh. Ia menjadi pribadi yang utuh kembali, sembuh lahir batin. Sebagai pribadi yang sudah disembuhkan ia tidak bisa lain kecuali memberitakan pengalaman pribadinya akan kebaikan Tuhan itu ke mana-mana.


Saudari-saudaraku yang terkasih,

Seperti halnya orang kusta tidak mau menyerah dalam ketidakberdayaan dan memilih untuk menemukan kembali hidup dengan mendekatkan diri pada Yesus, kita pun sebagai umat Keuskupan Agung Jakarta ingin memilih: di tengah-tengah kenyataan hidup yang berat ini kita tetap akan terus memilih yang baik dan benar; memilih yang berarti dan bermakna seperti doa Paus Fransiskus. Pilihan kita itulah yang kita rumuskan dalam rangkaian tiga kata : semakin mengasihi, semakin terlibat, semakin menjadi berkat. Semoga rangkaian tiga kata ini bukan sekedar semboyan yang bagus, tetapi menjadi pedoman bagi kita semua untuk melangkah maju sebagai pengikut Kristus. Wilayah kehidupan untuk mewujudkan pedoman itu sangat luas. Salah satu yang sudah seharusnya kita lakukan bersama adalah mengikuti instruksi pemerintah mengenai protokol kesehatan dan vaksinasi, yang sudah diolah oleh Tim Gugus Kendali Keuskupan Agung Jakarta. Selain itu, alangkah baiknya kalau kita secara pribadi, bersama keluarga, komunitas teritorial maupun kategorial, lingkungan dan paroki mencari kemungkinan-kemungkinan lain untuk mewujudkan pedoman kita itu.

Terima kasih kepada para Ibu/Bapak/Suster/Bruder/Kaum Muda/Remaja dan Anak-Anak, yang dalam masa sulit ini sudah, sedang dan akan terus berusaha untuk mewujudkan kasih dan keterlibatan dalam meringankan beban sesama. Semoga dengan demikian hidup kita, keluarga dan komunitas kita menjadi pujian yang semakin besar bagi kemuliaan Tuhan, semakin menjadi berkat bagi sesama, dan semakin bermakna bagi diri kita, keluarga dan komunitas kita.


+ Kardinal Ignatius Suharyo
Uskup Keuskupan Agung Jakarta

VIDEO

Klik kotak berpanah di sudut kanan atas dari frame di bawah ini:


Tidak ada komentar

Posting Komentar