Panggilan Di Balik Wabah Corona

1 komentar

Corona itu menyebalkan! Siapa yang tidak sebal dengan virus yang menyebabkan penyakit COVID-19 ini.  Semua orang dibuat tidak bisa bekerja dan sekolah.  Tidak bisa bertemu dengan kerabat dan sahabat, juga membuat semuanya menjadi semakin tidak mengenakkan.  Kita tidak bisa beraktivitas sebagaimana biasanya tanpa dihantui ketakutan.  Semua dilakukan agar penularan virus ini tidak semakin menjalar sehingga jumlah yang sakit pun tertekan. 

Tapi di balik semua itu, ada hal yang mungkin tidak disadari.  Beberapa keluarga punya lebih banyak waktu dengan keluarga dan orang di rumah kita.  Yang mungkin biasanya mengikuti misa Tri Hari Suci sendiri dengan tugas masing-masing di gereja, diberi kesempatan mengikuti misa Tri Hari Suci bersama di rumah.  Semua diajak bersama-sama berdoa di rumah masing-masing untuk menghadapi pandemik yang dialami dunia ini.  Kita punya waktu berkualitas Bersama, untuk beraktivitas dan berdoa bersama dengan keluarga di rumah.

Melalui bacaan Pekan Paska IV ini, Gereja mengajak umat-Nya kembali merenungkan perkataan Petrus pada bacaan I, bahwa manusia yang telah dibaptis dan memberi dirinya dibaptis berarti dipanggil oleh sang Gembala untuk kembali pada Allah (Kis. 2: 38-39).  Yesus Kristus adalah gembala yang akan mengantarkan domba-domba kembali kepada Allah.  Barang siapa yang memberi dirinya dibaptis berarti mendengarkan panggilan gembala untuk menghantarkannya pulang, karena Yesus Kristus adalah gembala yang menghantarkan anak domba ke padang rumput yang hijau sehingga tidak ada satu pun pencuri yang membinasakan dombanya (Yoh. 10:9).  Dengan pembaptisan, kita yang tadinya berdosa telah kembali kepada Gembala (1Ptr. 2: 25).

Saat ini, panggilan sang Gembala itu dikenal melalui keluarga.  Keluarga adalah komunitas terkecil yang mengenalkan pertama kali kepada Kristus.  Keluarga adalah garda terdepan yang menjadi sarana Yesus memanggil domba-domba-Nya untuk pulang.  Dalam kondisi yang kurang mengenakkan ini, keluarga menjadi harapan di mana panggilan itu dijaga dan ditumbuh-kembangkan.  Keluarga punya waktu lebih banyak untuk berdoa bersama, bahkan setiap hari (GEMATI).  Keluarga punya waktu lebih banyak untuk mengenal Kristus.  Bersama-Nya keluarga diberi kesempatan untuk bersama-sama berjuang menghadapi situasi wabah ini, melalui hidup iman keluarga yang lebih kuat.  Keluarga  dimampukan untuk peduli akan kebutuhan masyarakat sekitar yang terkena dampak pandemi COVID-19, karena Ia telah menyediakannya bagi kita dan menjamin kita tidak akan kekurangan (Mzm. 23:5).  Namun, apakah  keluarga mau meluangkan waktunya sebentar saja untuk mendengarkan sang Gembala yang memanggil domba-Nya untuk berkumpul dan berdoa?

(AA)


Berdasar bacaan liturgi 3 Mei 2020 (Minggu Panggilan)
Kis.2:14a,36-41
Mzm.23:1-3a,3b-4,5-6
1Ptr.2:20b-25
Yoh.10:1-10


Credit Image: aleteia.org


1 komentar

  1. Saya merasa sangat sedih sampai2 klo ikut misa streaming spalagi klo hari besar sampai menangis, saya merindukan kita bersama lagi

    BalasHapus