Setelah tamat dari sekolah menengah atas tahun lalu, Ani segera melamar pekerjaan dengan semangat untuk membantu biaya hidup keluarganya. Usaha dan doanya baru memperlihatkan hasil menjelang bulan ke-tiga tahun 2020. Setelah beberapa kali mengikuti tes dan wawancara, ia dinyatakan lolos seleksi dan akan diikutsertakan dalam program training perusahaan pada bulan empat sebelum ditempatkan di kota Yogyakarta. Namun, pandemi Covid-19 menyebabkan program trainingnya ditunda sampai situasi membaik. Ada kekecewaan dan rasanya tidak sabar menghadapi semua ini. Doa, doa dan terus berdoa, serta mengikuti aturan social & physical distancing dan protokol kesehatan, hanya itu yang bisa dilakukannya sekarang ini. Doa itu jugalah yang memberinya kekuatan dan kesabaran untuk menghadapi situasi saat ini.
Doa adalah nafas kehidupan bagi kita umat kristiani, di mana kita bisa berkomunikasi dan merasakan kehadiran-Nya. Ketika Yesus menyadari bahwa waktunya tidak lama lagi bersama murid-murid-Nya, Ia berdoa. Yesus berkomunikasi dengan Bapa-Nya dalam sebuah doa yang mendalam. Meskipun Dia adalah anak Allah namun Ia tetap berdoa. Doa merupakan komunikasi penuh kasih dari hati ke hati antara Yesus sebagai Anak, dengan Allah sebagai Bapa. Doa Yesus merupakan kesaksian rohani (cerminan iman) di hadapan para rasul. Ia mengarahkan pandangan-Nya kepada Bapa sebelum menyerahkan diri-Nya untuk keselamatan dunia.. Yesus tidak saja mendoakan dunia tetapi mendoakan setiap orang yang percaya kepada-Nya (Yoh. 17:9).. Mereka yang adalah milik Yesus, juga milik Bapa, akan menjadi musuh dunia. Mereka perlu didukung dengan doa agar selalu setia dalam tugas dan tekun dalam penderitaan.
Dalam bacaan pertama Kisah Para Rasul, setelah Yesus naik ke surga, para murid kembali ke Yerusalem dan tinggal bersama-sama di dalam sebuah ruangan. Bersama dengan Bunda Maria dan para saudara Yesus, mereka semua berkumpul sebagai satu komunitas, sehati dan bertekun dalam doa bersama (Kis. 1:14). Doa menjadi sumber kekuatan mereka semua setelah Tuhan Yesus naik ke surga.
Santo Petrus dalam bacaan kedua mengajak kita untuk berusaha mencari dan menemukan buah-buah doa dalam hidup kita. Ia mengajak kita untuk memandang Yesus yang menderita dan dalam penderitaan Yesus itu kita merasakan sukacita abadi. Kegembiraan dan sukacita adalah buah doa, persekutuan kita dengan Yesus . Kegembiraan dan sukacita menjadi nyata ketika Ia datang kembali dalam kemuliaan-Nya untuk mengadili orang yang hidup dan mati. Petrus juga mengingatkan kita untuk tidak menutup mata terhadap segala penderitaan dan kemalangan, penistaan karena nama Yesus Kristus. Petrus bahkan meneguhkan kita semua: “Jika kamu menderita sebagai orang Kristen, janganlah malu karena hal itu. Malah kamu harus memuliakan Allah dalam nama Kristus,” (1Ptr. 4:16). Tentu saja melalui doa yang tekun kita dapat bertahan dalam penderitaan, demi kemuliaan nama Yesus Kristus.
Hari ini adalah hari minggu Komunikasi Sedunia. Suatu kesempatan bagi kita dan keluarga untuk terus mencari wajah-Nya (Mzm. 27:8), berkomunikasi dengan Bapa seperti Yesus yang berkomunikasi dengan Bapa, lewat doa GEMATI untuk mengucap syukur atas kasih karunia-Nya, dimampukan menjadi BERKAT bagi sesama serta mendapat kekuatan dalam menghadapi pandemi dan situasi normal yang baru. Sudahkah keluarga saya menjadi keluarga yang selalu berdoa?(
(LT)
Berdasar bacaan liturgi 24 Mei 2020 (HARI MINGGU KOMUNIKASI SOSIAL SEDUNIA):
Kisah Para Rasul 1:12-14
Mazmur 27: 1, 4, 7-8a
I Petrus 4:13-16
Yohanes 17: 1 – 11
Credit image: centraliafaith.com
Tidak ada komentar
Posting Komentar