Taat Dan Percaya
Saat ini banyak selebriti dunia bepergian dengan menggunakan pesawat jet mewah guna memenuhi undangan pertunjukan di suatu negara. Biasanya setiba di negara tujuan, selebriti tersebut akan disambut dengan kalungan bunga dan/atau karpet merah, dielu-elukan oleh penggemarnya dan naik kendaraan yang diiringi fore rider, bak seorang VVIP yang perlu perlakuan istimewa.
Di balik ketenaran dan kemewahan yang dimiliki para selebriti, sebagai manusia biasa mereka juga memiliki pergumulan hidup masing-masing. Tak jarang mereka mengambil langkah keliru dalam menyelesaikan pergumulan hidup yang berujung pada kematian, karena tidak tahan menderita.
Hari ini Yesus disambut meriah di Yerusalem dengan hanya mengendarai seekor keledai betina dan seekor keledai muda. Semua orang mengelu-elukannya dengan berseru: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat mahatinggi!" (Mat. 21:9). Mereka menghamparkan pakaiannya di jalan dan ada pula yang menyebarkan ranting-ranting dari pohon di jalan. Ironisnya, orang banyak itu jugalah yang beberapa hari kemudian berteriak untuk menyalibkan Yesus.
Bacaan Injil hari ini juga mengungkapkan Kisah Sengsara Yesus mulai dari pengkhianatan Yudas (Mat.26:14-16), perjamuan malam, penangkapan, persidangan dan penyangkalan Petrus (Mat.26:17-75), hingga penyaliban dan mati di kayu salib (27:1-61) serta penjagaan kubur Yesus (27:1-62). Kita melihat bagaimana Yesus menghadapi situasi buruk yang menimpa-Nya. Sebetulnya, sebagai Raja - utusan Bapa, dan memiliki kuasa terhadap yang jahat, Yesus bisa saja meluputkan diri-Nya dari ancaman maut. Tetapi di Taman Getsemani, ke-Allah-an Yesus tidak ada, Ia adalah anak manusia yang memilliki kecemasan amat sangat, sampai memohon dan berdoa yang sama sebanyak tiga kali kepada Bapa: "Ya, Bapa-Ku, sekiranya mungkin, biarlah cawan ini berlalu daripada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki" (Mat. 26:39).
Yesus tidak menyangka akan mengalami penderitaan yang begitu berat. Tetapi Yesus percaya bahwa Bapa adalah setia. Bapa akan menyertai-Nya menyelesaikan tugas-Nya di dunia, karenanya Yesus taat kepada kehendak Bapa. Ia telah mengosongkan diri, dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib (Flp. 2:6-8). Meskipun diolok-olok dan disiksa, Yesus percaya bahwa Allah adalah penolong-Nya, dan Ia tidak akan mendapat malu. Malah pada hari ketiga Bapa membangkitkan-Nya dari antara orang mati. Yesus dimuliakan. Maka itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu, karena tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu (Yes. 50:7).
Kita sendiri tak luput dari segala macam cobaan seperti masalah kesehatan, kehilangan anggota keluarga, keterpurukan ekonomi, kehilangan pekerjaan, menghadapi situasi pandemi COVID-19 saat ini, dan lain-lain. Kita juga sering berteriak seperti Yesus: "Allahku, ya Allahku, mengapa Kau tinggalkan daku?" (Mzm. 22) saat beban terasa berat. Mungkin kita perlu belajar dari keledai bodoh yang ditumpangi oleh Yesus yang mau diajar dan dituntun oleh Yesus yang lemah lembut untuk mampu menahan beban berat. Mungkin kita masih tinggi hati dan malu akan penderitaan kita, serta hilang harapan. Bisa kah kita taat kepada kehendak Bapa yang Maha Pengasih dan percaya akan kebangkitan Putera-Nya?
(AST)
Berdasar bacaan liturgi 5 April 2020 (Hari Minggu Palma):
Mat. 21:1-11
Yes.50:4-7
Mzm. 22:8-9, 17-18a, 19-20,23-24
Flp.2:6-11
Mat.26:14-27:66
Credit image: https://fromjaytoyou.files.wordpress.com
Tidak ada komentar
Posting Komentar