Alkisah, ada seorang puteri Kerajaan bernama Aurora yang dilahirkan dengan paras yang cantik. Banyak peri memberinya hadiah. Namun ada satu penyihir yang merasa tersinggung karena tidak diundang datang, dan mengutuk sang Putri akan mati tertusuk jarum pada usianya yang ke-17. Raja, Ratu dan seluruh istana menjadi gelisah. Tetapi ada seorang Peri terakhir yang mengatakan bahwa Putri Aurora tidak akan mati saat tertusuk jarum, hanya akan tertidur panjang sampai ada Pangeran yang gagah berani yang mampu mencium dan menghilangkan kutukan tersebut.
Saat menginjak usia 17 tahun, ketika sedang berjalan-jalan di koridor istana, Putri Aurora mendengar suara mesin jahit dari sebuah kamar. Ada seorang perempuan tua sedang menjahit dan Putri Aurora minta diajari menjahit. Perempuan tua itu adalah si penyihir. Saat mulai menjahit, tiba-tiba tangan Putri tertusuk jarum dan kemudian tergeletak di lantai. Para prajurit membawanya ke kamar dan membaringkannya di tempat tidur. Putri Aurora tertidur panjang, begitu juga seluruh istana sampai datanglah seorang Pangeran yang gagah berani dan mencium sang Putri. Akhirnya sihir itu lenyap, sang Putri dan seluruh anggota Kerajaan hidup kembali. Sang Putri dan Pangeran hidup bahagia selamanya. Kisah ini adalah salah satu cerita yang menarik di masa kecil kita, The Sleeping Beauty.
Hari ini dalam Injil Yohanes, kebangkitan Lazarus oleh Yesus, memberi makna bagi kita bahwa Yesus adalah satu-satunya Penyelamat yang berkuasa untuk mengalahkan kematian, bila kita percaya kepada-Nya. Sebelumnya, Yesus sudah mendapat kabar bahwa Lazarus sedang sakit. Namun menurutnya, penyakit yang diderita Lazarus tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit ini Anak Allah akan dimuliakan (Yoh. 11:4). Ketika kemudian Yesus mendengar bahwa Lazarus telah mati, menurut-Nya Lazarus telah tertidur. Ia mau membangunkannya dengan berseru keras memanggil Lazarus keluar dari kubur, karena kata-Nya: "Akulah kebangkitan dan hidup, barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku tidak akan mati selama-lamanya. (Yoh. 11:25). Yesus mengatakan ini agar para murid-Nya dan orang-orang Yahudi yang berada dekat kubur itu percaya bahwa Bapa-lah yang mengutus-Nya ke dunia sebagai Raja untuk menyelamatkan umat manusia dengan mati di kayu salib dan bangkit pada hari ketiga dari antara orang mati. Firman-Nya, "Dan kamu akan mengetahui bahwa Aku-lah TUHAN, pada saat Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umat-Ku, dari dalamnya." (Yeh. 37:13).
Kematian manusia bukan hanya kematian jasmani saja, tetapi juga kematian rohani. Kita semua perlu bangkit dari kematian rohani kita. Banyak dari kita saat ini yang mati hati dan batinnya, karena mengalami beban hidup yang berat, kehilangan harapan, sehingga tidak mampu mengatasinya.
Dunia terasa gelap seakan Allah Bapa telah meninggalkan kita. Wabah pandemi COVID-19 yang menakutkan dan mendunia ini sesungguhnya tengah mengubah hidup kita secara rohani dan jasmani. Lewat gerakan social dan physical distancing, memberikan kita kesempatan untuk lebih memperhatikan kesehatan kita, berkumpul dengan keluarga sambil memanjatkan doa (GEMATI) agar situasi ini cepat berlalu dan aktifitas kembali berjalan normal, tidak 'tertidur' lagi.
Masa Prapaskah kali ini seperti yang diungkapkan Paus Fransiskus adalah sebuah waktu untuk memilih apa yang penting dan apa yang berlalu, waktu untuk memisahkan apa yang perlu dari yang tidak, waktu untuk mengembalikan hidup kita ke jalur yang benar (pertobatan), yang berkenan untuk kita, untuk Tuhan dan sesama.
Kita perlu terus berharap dan mengarahkan pandangan kita kepada Yesus - sang Raja dan sang Terang, karena pada-Nya ada kasih setia dan penebusan berlimpah (Mzm. 130:1-8), untuk bisa bangkit dari segala bentuk kesulitan kita. Paulus juga memberi peneguhan: "Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu" (Rom 8:11).
Untuk mengalami kemuliaan Allah Bapa dan tinggal bersama-Nya, percayakah kita akan kebangkitan jasmani dan rohani kita oleh-Nya?
(AST)
Berdasar bacaan liturgi 29 Maret 2020 (Hari Minggu Prapaskah V):
Yeh. 37:12-14
Mzm. 130:-1-2, 3-4ab, 4c-6; 7-8
Rm.8:8-11
Yoh. 11:1-45
Credit image: catholicexchange.com
Tidak ada komentar
Posting Komentar