BERKOMITMEN (LAGI)
Manusia tidak sempurna adalah sebuah kata yang tampak biasa saja. Tetapi, terkadang hal tersebut dapat menjadi sangat negatif, terutama ketika orang menjadikannya tameng atas kesalahan yang diperbuatnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi manusia yang mudah tergoda menjadikannya tidak sempurna. Godaan-godaannya pun sangat mudah diilustrasikan: seperti orang sedang program berhenti merokok, lalu ditawari rokok; orang sedang diet, ditraktir makan enak oleh atasan; orang yang belum ke gereja, tetapi diajak main atau jalan-jalan oleh teman atau keluarga. Bukan berarti merokok, makan dan bermain adalah dosa, tetapi itu hal sepele yang kondisinya sulit untuk ditolak. Terlihat sederhana, tetapi terkadang sulit untuk ditolak.
Bacaan Injil pekan ini, Gereja mengajak umat untuk mendengarkan bacaan yang familiar tentang Yesus yang berpuasa di padang gurun. Iblis muncul sebagai lambang godaan, sama seperti ular yang muncul dalam kisah Adam dan Hawa ketika jatuh di dalam dosa. Yang membedakan kedua kisah tersebut adalah Adam menyerah dan Yesus tetap setia pada komitmennya untuk berpuasa hingga selesai. Kondisi ini digambarkan oleh Paulus sebagai dosa yang masuk ke dunia oleh satu manusia; tetapi karena kasih karunia-Nya, Allah mengutus Putera-Nya menjadi manusia menjadi contoh baru bahwa Allah senantiasa menerima, jika manusia yang berdosa mau berkomitmen untuk menjauhkan diri dari godaan dan setia kepada Allah.
Kondisi Yesus yang berjalan di padang gurun, tentu jauh lebih sulit dibandingkan orang yang sedang berusaha berhenti merokok, orang yang sedang diet, atau orang yang sedang belajar ujian. Apa yang membuat Yesus berhasil? Komitmen dari dirinya untuk menolak godaan dan semakin mendekatkan diri kepada Allah. Orang yang berhasil berhenti merokok, orang yang berhasil diet dan orang yang lulus dalam ujian, adalah orang yang memiliki komitmen teguh di dalam dirinya untuk mengatasi godaan-godaan. Prapaska adalah masa yang mengingatkan dan mengajak anggota Gereja untuk belajar berkomitmen dalam hal menahan godaan Iblis dengan bantuan Allah. Komitmen untuk menolak godaan yang timbul dengan banyak wajah untuk menjauhkan diri kita dari Allah.
Manusia memang tidak sempurna, tetapi bukan berarti manusia tidak bisa menjadi sempurna. Yesus turun ke dunia sebagai manusia yang sama seperti kita, yang sangat mudah tergoda, tetapi memilih untuk menguatkan hati dan komitmen diri, untuk melawan godaan tersebut dan mengandalkan Allah di dalam hidup-Nya.
Di awal Masa Prapaska ini, mari merefleksikan dan melihat diri kita masing-masing, sudahkah kita berkomitmen untuk menolak godaan-godaan dosa? Jika sudah, sudah kuatkah komitmen kita? (AA)
Berdasar bacaan liturgi 1 Maret 2020:
Kej. 2:7-9; 3:1-7;
Mzm. 51:3-4,5-6a,12-13,14,17;
Rm. 5:12-19
Mat. 4:1-11
Credit Image: ldsdaily.com
Tidak ada komentar
Posting Komentar