Pengorbanan Natal

Tidak ada komentar

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.( Yoh.3:16)

Pengorbanan, itulah sisi yang lain dari Natal, yaitu pengorbanan dari Bapa yang menyerahkan puteranya yang tunggal, dan pengorbanan Sang Putera yang menjadi Kristus penyelamat manusia. Umat manusia telah jatuh kedalam dosa, sedangkan upah dosa adalah maut, seharusnya manusia mati akibat dosa-dosanya, tetapi Yesus yang pengasih telah mengambil alih, dengan rela mengorbankan dirinya untuk menebus umat manusia.

Lagipula, siapa lagi yang mau berkorban untuk kita umat manusia yang semenjak awal telah jatuh ke dalam dosa?

Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin, dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan (Luk 2:6-7)

Sejak Maria mengatakan, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan jadilah padaku menurut perkataanmu itu", kesulitan, ketidakpastian dan bahaya mengancamnya. Kemungkinan dicerai oleh Yusuf tunangannya, atau dirajam sampai mati karena dituduh telah berzinah. Sebagai seorang gadis muda pasti dia sangat takut, tetapi imannya pada Allah memuatnya berani.

Kebingungan Yusuf yang harus menerima dan menikahi Maria dalam keadaan hamil, juga tidak kalah serunya, sampai akhirnya Yusuf berpikir ingin meninggalkan Maria diam-diam. Tetapi malaikat Tuhan hadir dalam mimpinya, dan akhirnya dia melangkah maju dengan iman untuk menerima Maria.

Pengorbanan Maria dan Yusuf tidak sampai di situ, tetapi terus berlanjut sampai kepada kelahiran Sang Penyelamat Dunia, membesarkanNya dan puncaknya ketika Yesus Kristus Sang Penyelamat Dunia diadili, dibunuh dan disalibkan. Sepanjang kisah sengsaraNya, Maria ibu-Nya tetap mendampingi puteranya.

Dalam kegembiraan Natal yang kita rayakan, setelah masa Adven yang diisi dengan pertobatan, mari tetap melihat pada sisi lain itu, yaitu: pengorbanan. Mari kita mau berkorban seperti ibu Maria dan bapak Yusuf. Mari peduli pada sesama dengan mau berbagi, memberikan sebagian yang kita miliki kepada yang membutuhkan. Mari dengan iman kepada Allah kita menjadi berkat.

(ALB)


Credit image: kristusyesus.com

Tidak ada komentar

Posting Komentar