Orang Asing Dalam Keluarga

Tidak ada komentar

Oleh: A. Effendi

Melihat judul ini rasanya ada sebuah kontradiksi antara orang asing dan keluarga, bukankah yang disebut keluarga (ayah, ibu, anak) tentunya kita akan mengenal satu sama lain bahkan banyak orang juga bisa mengenal dengan baik keluarga besar karena kedekatan dan seringnya melakukan pertemuan keluarga. Kemudian menjadi pertanyaan refleksi menarik siapakah orang asing tersebut, apakah ada anggota keluargaku yang telah menjadi orang asing atau malah saya sendiri yang telah menjadi orang asing tersebut.

Gadget, hobby, sosialitas, gaya hidup hedonis, bahkan pelayanan saat ini telah menjadikan kita memiliki predikat orang asing di dalam keluarga. Waktu yang diberikan banyak tercurah untuk mengolah media sosial dibanding mengolah keluarga. Meja makan yang seharusnya menjadi sarana berkomunikasi satu sama lain ketika makan bersama masih disibukkan untuk menyapa grup medsos yang sesungguhnya "orang asing" dan mengabaikan pasangan dan anak-anak. Keterbatasan waktu untuk melakukan aktivitas bersama keluarga sering tergantikan dengan hobby pribadi yang melebihi kapasitas. Untuk pergi bersama atau aktivitas lain bersama keluarga tidak ada waktu tetapi selalu ada waktu untuk bermain golf, memancing, bulutangkis, menguber promo discount dari mal ke mal dll.

Kemudahan teknologi yang murah saat ini juga telah menggerus banyak waktu bersama keluarga; anak sibuk bermain game mengumpulkan super hero atau menjadi petani di ladang dunia maya, ayah dan ibu sibuk di berbagai grup sosialitanya. Kesibukan melayani di lingkungan atau Paroki juga perlu kita refleksikan kembali apakah yang kita cari dari pelayanan, bukankah buah-buah pelayanan yang akan kita teruskan dalam keluarga menjadi dasar dari pelayanan yang kita lakukan.

Membayangkan berapa banyak waktu saya dan anda yang telah kita habiskan selama ini untuk mengolah medsos dan berapa banyak waktu yang telah kita buang untuk membangun relasi bersama keluarga. Aktivitas nonton TV bersama, makan bersama dan pergi bersama jangan-jangan selama tahun 2019 yang sesaat lagi akan kita lewati tidak pernah kita lakukan.

Semoga di tahun baru yang akan kita jalani mengembalikan jati diri kita sebagai orang asing atau terasing dalam keluarga, menjadikan setiap anggota keluarga pribadi-pribadi yang jauh berharga dari orang lain di dalam gadget. Hari-hari di tahun 2020 bukanlah waktu yang lama untuk dijalani dan semoga kita semua dapat mengumpulkan nilai-nilai positif bersama seluruh anggota keluarga yang berlandaskan iman dan semangat saling mengasihi serta saling memperhatikan. Selamat meraih tahun baru 2020 yang penuh cinta kasih dan kebersamaan dalam keluarga.

Credit image: parentingguides.com



Tidak ada komentar

Posting Komentar