Doa Rosario Adalah Tradisi Gereja Yang Harus Dirawat

Tidak ada komentar

Dalam berbangsa kita telah mengenal istilah merawat ke-bineka-an, yang biasa kita kenal pada frasa Bhinneka Tunggal Ika, semboyan negara yang maknanya biarpun berbeda-beda tetapi tetap satu. Dengan merawat kebinekaan itu, yang telah menjadi “tradisi penyatu bangsa”, Indonesia tetap utuh bersatu.

Dalam hidup gereja kitapun memiliki tradisi dari Bapa-bapa gereja baik berupa doa-doa, ajaran suci, tatacara ibadat, dan lain-lain. Satu dari tradisi gereja itu adalah Doa Rosario. Dalam hidup gereja sampai sekarang, doa ini sangat populer dan dicintai. Umat mengenal dan mempraktekkannya di mana saja, kapan saja, siapa saja, baik sendiri ataupun dalam berjemaat.

Tetapi kita harus waspada. Seperti dalam pengalaman berbangsa yang akhirnya menyadarkan kita bahwa ancaman ada di mana-mana, bahwa kebinekaan itu butuh dirawat agar dia tetap hidup dan tumbuh, demikian juga dengan tradisi Doa Rosario. Ancaman akan 'dilupakan' bisa datang saatnya, bila para remaja jaman ini tidak akrab lagi dengannya, tidak lagi mencintainya dan mempraktekkannya sebagaimana pendahulu mereka.

Apa yang harus dilakukan?
Minimal pada Oktober, bulan Rosario ini, baiklah setiap lingkungan menyelenggarakan kegiatan yang bisa mengangkat tradisi gereja ini, bentuknya bisa novena, presentasi, sharing, rekoleksi, dll.

Mari bersama-sama mengambil sikap terhadap “Remaja dan Doa Rosario”, membuat penelitian yang mendalam, mengantisipasi dan melakukan kegiatan yang diperlukan.

(ALB)

Credit Image: www.patheos.com

Tidak ada komentar

Posting Komentar