JALAN MENUJU KESELAMATAN

Tidak ada komentar

Hari itu menjadi hari yang kelam karena 5 orang tewas terinjak dalam salah satu pertandingan Liga Champions Afrika di Luanda - Angola bulan September 2018.  Pertandingan antara tim Angola melawan Kongo sudah selesai, penonton mulai meninggalkan stadion, namun pintu masih tertutup.  Ketika pintu mulai dibuka, gerombolan penonton langsung berebut keluar secara bersamaan.  Sejumlah penonton terjatuh dan terinjak.  Lima orang meninggal karena pintu yang sempit (?)

Tuhan Yesus juga memberitahu bahwa pintu Kerajaan Allah itu sesak (Luk. 13:24).  Tuhan tidak memberitahu bagaimana bentuk pintunya, hanya dikatakan bahwa pintu itu sesak.  Artinya hanya orang-orang dengan syarat tertentu yang bisa melewatinya. Hanya orang-orang yang sudah menjalankan dan melakukan apa yang difirmankan-Nya yang berhak melalui pintu itu.

Sebenarnya pertanyaan yang diajukan kepada Yesus adalah “sedikit sajakah yang diselamatkan?” (Luk. 13:23) Penanya mengharapkan jawaban dalam bentuk jumlah, apakah sedikit ataukah banyak. Tetapi Tuhan Yesus ingin memberitahu bahwa untuk masuk Kerajaan Allah bukanlah dibatasi dengan jumlah, tetapi berdasarkan kelayakan kita.  Sebenarnya banyak yang dipanggil, bahkan dari segala bangsa (Yes. 66:18-21).  Banyak orang akan berusaha untuk masuk.  Supaya bisa melewati pintu itu, Tuhan Yesus memberitahu kuncinya, yaitu “Berjuanglah”.  Iman saja tidak bisa menyelamatkan kita.  Mesti disertai dengan perbuatan-perbuatan baik yang selaras dengan firman-Nya, sepanjang hidup kita.

Yang perlu kita sadari adalah bahwa layak/tidaknya kita bukanlah berdasarkan hitung-hitungan kita. Jangan menghitung-hitung bahwa kita sudah rajin ikut misa mingguan, bahkan sudah rajin mengikuti misa harian.  Jangan juga menghitung-hitung berapa kali kita sudah ikut seminar rohani atau bahkan mengikuti pendidikan rohani.  Kepada orang-orang yang hitung-hitungan dengan Tuhan, Yesus sudah menyampaikan jawaban-Nya dua kali: “Aku tidak tahu dari mana kamu datang,” (Luk. 13:25,27).

Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri.  Pintunya belum ditutup.  Masih banyak kesempatan untuk mengasihi Tuhan dan sesama dengan lebih sungguh-sungguh.  Kepada kita yang baru bertobat, Yesus mengatakan “ada orang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu,” (Luk. 13:30).  Mungkin saja kita belakangan bertobat, tapi Tuhan menyediakan tempat di depan.  Pintu yang sesak, masih muat untuk kita.  (Julius Saviordi)

Berdasarkan bacaan liturgi 25 Agustus 2019:
Yes. 66:18-21; Mzm. 117:1,2,; Ibr. 12:5-7,11-13; Luk. 13:22-30

Image Credit: wifesense.com

Tidak ada komentar

Posting Komentar