by Kathlyn Sandrina -OMK St. Felisitas Wil 9
Matahari bahkan
belum terbit ketika kami datang ke gereja. Jantung kami terasa berdegup lebih
kencang dan cepat hari itu. Ya, itu adalah hari pelaksanaan Tablo Jalan Salib. Hari-hari
latihan terasa begitu cepat berlalu ketika kami sampai pada hari-H. Semua orang
dengan sibuknya bekerja sesuai tugas masing-masing dan berusaha melakukan yang
terbaik. Kami di-make-up oleh
beberapa Ibu. Beberapa dari kami terlihat tidak nyaman dengan make-up yang digunakan, tapi kami
mencoba terbiasa dengan keadaan itu.
Selesai memakai make-up, kami mulai memakai kostum yang
sudah dipas sebelumnya. Ada yang hanya memakai baju sederhana, tapi ada juga yang
memakai kostum yang terlalu banyak lapisannya sehingga menyulitkan untuk
bergerak. Saat persiapan sudah selesai, kami pun terlihat seperti orang-orang
pada jaman Yesus disalib.
Jam menunjukkan
pukul 8 pagi. Kami pun memulai Tablo. Suasana yang tercipta sangat mendukung hingga
membuat saya merinding dan tersentuh pada saat-saat tertentu, padahal sudah
sering terlihat ketika latihan. Saya ikut merasakan apa yang dialami Yesus
dalam perjalanan menuju Golgot. Saya bisa merasakan menjadi rakyat yang dipengaruhi
oleh ahli-ahli Taurat dan tidak mampu menyuarakan apa yang sebenarnya mereka
rasakan. Saya seakan bisa merasakan betapa sakitnya dicambuk dengan cambuk yang
sungguh tajam dan menghancurkan tubuh itu. Saya bisa merasakan kesedihan yang
dialami oleh Bunda Maria, Maria Magdalena, Veronika, dan para perempuan
Yerusalem ketika mereka melihat penderitaan Yesus dan kemudian menangisi
penderitaan Yesus. Saya bisa merasakan betapa pedihnya dipaku pada kayu Salib
dan dipakaikan mahkota berduri hingga duri-durinya menancap pada kepala Yesus
dan mengeluarkan darah segar. Semua penderitaan Yesus yang seakan tiada
habisnya membuat saya merefleksikan ulang apa yang telah Ia lakukan untuk
menyelamatkan jiwa manusia yang berdosa, yang tidak pantas untuk diberi
pengampunan, namun Ia yang Mahakasih mau turun dan menebus dosa manusia yang
telah menyedihkan hati-Nya.
Latihan-latihan yang
cukup intens, mencakup semua yang kami perlu lakukan pada hari-H. Setiap kali
latihan, kami jadi semakin baik dan makin menghayati peran masing-masing. Seluruh
Tim sangat membantu dalam pelaksanaan Tablo ini. Umat yang datang sangat
banyak, seakan-akan menyatakan bahwa Tablo tahun ini sangat mereka tunggu. Tablo
berlangsung dengan lancar tanpa masalah yang berarti. Kami sangat senang saat
mendengar bahwa Tablo kali ini sukses, menandakan bahwa kerja keras kami
terbayar sudah. Kami berhasil menyentuh hati umat melalui apa yang kami
kerjakan. Kami senang bisa melakukan sesuatu yang berarti bagi orang-orang di
sekitar kami dan dapat memuliakan Tuhan. (WAB)
Tidak ada komentar
Posting Komentar