Romo mengingatkan bahwa bukan kita yang memilih guru, tapi guru-lah yang memilih kita. Misalnya untuk masuk di sekolah favorit, kita harus mengikuti tes, supaya guru (sekolah) bisa memilih murid-murid terbaik saja yang diterima. Kita pun dipilih oleh Yesus Sang Guru untuk menjadi pelayanNya. Walaupun kita merasa tidak bisa, Tuhan sudah menyatakan bahwa kita pantas.
Untuk menjadi fasilitator yang baik, kita harus kreatif dan mau terus belajar. Tidak cukup hanya mengandalkan apa yang sudah pernah kita tahu saja. Romo mencontohkan dirinya yang sekarang terpanggil menjadi seorang Youtuber karena ingin menyampaikan Firman Tuhan menggunakan media kekinian. Awalnya hanya menggunakan handphone saja, tetapi akhirnya harus belajar ini-itu supaya hasilnya makin bagus.
Dengan berbagai contoh perumpamaan, Romo menunjukkan ciri-ciri perumpamaan Yesus yang kaya akan simbol, menyentuh realita, mengandung paradoks dan open ending. Sesekali Romo menyelipkan pengalaman-pengalaman hidupnya sehingga suasana pembelajaran tidak membosankan. Hari ini para peserta sudah belajar tentang menjadikan Kitab Suci sebagai inspirasi hidup dan sumber sharing iman.
Penulis: Julius Saviordi
Tidak ada komentar
Posting Komentar