Novena Jelang Perayaan Pesta Nama
Menjelang sebuah pesta banyak hal dipersiapkan oleh sang pemilik pesta. Umumnya yang dipersiapkan adalah tempat, konsumsi, acara dan akomodasi lainnya. Ada yang mempersiapkan dengan sederhana dan ada juga yang seperti "crazy rich Surabaya". Syukur pada Allah di pesta nama Santo Ambrosius tahun 2018 ini, kebersamaan seluruh Lingkungan dalam berperan serta mempersiapkan konsumsi, keterlibatan "eksternal" ikut berpesta, kesederhanaan sebagai salah satu simbol kekuatan Gereja, masih tercipta. Semakin membahagiakan diadakannya novena jelang pesta nama, seluruh umat diajak menapak tilas cara hidup jemaat perdana dan menggali lebih jauh semangat hidup pelindung Gereja, Santo Ambrosius.
Novena yang berasal dari kata Latin Novem, yang artinya sembilan, adalah doa pribadi atau doa bersama selama sembilan hari berturut-turut yang dipanjatkan guna mendapatkan suatu rahmat/karunia khusus. Dalam Perjanjian Baru, pada peristiwa Kenaikan Tuhan Yesus, Tuhan memberikan Perutusan Agung kepada para rasul, dan kemudian menyuruh mereka untuk kembali ke Yerusalem dan menunggu datangnya Roh Kudus. Dalam Kisah Para Rasul dicatat, “Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama” (Kis 1:12, 14). Sembilan hari sesudahnya, Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. "periode doa sembilan hari” yang dilakukan oleh para rasul inilah yang menjadi dasar dari doa novena.
Berbahagialah bagi yang mengikuti novena ini. Setiap harinya kekayaan spiritual St. Ambrosius digali secara mendalam dan bersama Ekaristi, karunia Roh Kudus diharapkan hadir dalam karya hidup dan pelayanan. Keteladanan seluruh anggota keluarganya menjadi dasar Santo Ambrosius meninggalkan "jabatan prestisius" sebagai gubernur bergantikan Uskup yang baik untuk melayani umat. Keluarga sebagai sekolah iman; disiplin, kemurnian dan kerendahan hati dari saudaranya membuat ia siap sedia diutus, ketika suara anak kecil menggema untuk memilihnya sebagai Uskup Milan. Dengan penuh hikmat dan kebijaksanaan, ia mengikuti suara Roh Kudus, walau tantangannya sangat besar dimana ia belum dibaptis secara Katolik. Semangat belajar dan mengajar menjadi kekuatan utama St. Ambrosius memulai karya pelayanan, pertobatan dan mendengarkan sabda Allah dalam keheningan mengembangkan talentanya sebagai administrator dan orator mengajak umat untuk mendalami semangat persatuan dan keguyuban dalam proses mengalami penjumpaan dengan Allah sebagai tubuh mistik Kristus serta penjumpaan dengan sesama (dari agama dan suku yang lain) mewujudkan komunitas Civitas Dei (Kota Allah) dimana damai dan cinta kasih menjadi pondasinya.
Semoga di usia Paroki yang masih muda ini, kita bersama dapat menerima karunia yang sama dari Roh Kudus seperti Santo Ambrosius. (EFF)
Tidak ada komentar
Posting Komentar