Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus

Tidak ada komentar

Pandemi Covid-19 melahirkan banyak gerakan sosial untuk membantu sesama. Di tengah aksi karitatif, muncul kegiatan sosial unik seperti gerakan beli-dagangan-teman dan aksi beli hasil panen petani yang rantai distribusinya terputus. Promosi dilakukan melalui media sosial. Nyatanya banyak yang terbantu dan asap dapur dapat terus mengebul, meski terkena PHK atau pemberlakuan PSBB.

Sering kita tak bisa menduga, bagaimana caranya keluar dari keterpurukan. Seperti umat Israel yang tak pernah menduga bahwa tanpa roti mereka dapat selamat. Musa berkata, Tuhan sengaja merendahkan hati umat Israel, agar mereka mengerti bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari segala yang diucapkan Tuhan (Ul. 8:3).  Kekhawatiran berlebih seringkali mengikis kepercayaan, bahwa Kasih Allah selalu memberikan yang terbaik sebagaimana janji-Nya untuk memberikan kesejahteraan dan mengenyangkan kita dengan gandum terbaik (Mzm. 147:14).

Janji Allah untuk menyertai umat-Nya secara fisik sampai akhir zaman ditegaskan oleh Paus Urbanus IV pada 1264, dengan menetapkan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus yang kita rayakan Minggu ini. Hal ini, sebagaimana yang dikatakan Yesus, “Barang siapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia akan mempunyai hidup yang kekal, dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman” (Yoh. 6:54). Gereja Katolik percaya bahwa dalam Sakramen Ekaristi, Kristus sendiri yang hadir dalam rupa roti dan anggur.  Saat menerima Hosti Kudus, kita telah menerima Kristus serta menyatukan diri dengan-Nya, untuk menjadi seperti Dia.  Melalui Ekaristi pula, umat dipersatukan menjadi satu tubuh dalam persekutuan dengan Kristus (1Kor. 10: 16-17).

Meski saat ini Ekaristi berlangsung secara online, kita percaya bahwa Kristus tetap hadir dan oleh karenanya kita harus tetap memberi penghormatan yang layak.  Ekaristi merupakan arah dan puncak hidup beriman kita.  Melalui Ekaristi kita menimba Rahmat, kekuatan dan berkat bagi sesama. Alangkah beruntungnya saat ini kita mempunyai Gerakan BERKAT, yaitu Berbagi Kasih dengan Kemurahan Hati.  Gerakan BERKAT ini merupakan tindakan nyata kasih kita terhadap sesama dalam bentuk kemurahan hati dan kepedulian terhadap sesama.  Mari kita bersama-sama wujudkan gereja yang Berdoa, Bersaudara dan Berbela Rasa, terutama memasuki kehidupan New Normal ini.

(ET)



Berdasar bacaan liturgi 14 Juni 2020:
Ulangan 8:2-3, 14b-16a.
Mazmur 147:12-13, 14-15, 19-20.
1Korintus 10:16-17.
Yohanes 6:51-58.

Credit image: uscatholic.org

Tidak ada komentar

Posting Komentar