Berkat Bagi Sesama

Tidak ada komentar

Krisis ekonomi tahun 2008 menyebabkan seorang teman saya kehilangan pekerjaannya di sebuah perusahaan, sehingga ia memulai usaha sendiri di bidang aksesoris.

Awalnya hal ini dilakukan untuk menyalurkan hobi dan untuk tetap memiliki aktifitas, dengan dibantu oleh 1-2 orang pekerja yang berasal dari lingkungan perumahannya.  Usahanya masih tergolong UKM namun berkembang baik dengan kreatifitas dan keunikan produknya.  Banyak kaum perempuan baik tua maupun muda yang datang meminta pekerjaan darinya untuk menopang kehidupan keluarga mereka.  Tergerak oleh keinginannya untuk memberdayakan kaum perempuan agar mandiri, teman saya mempekerjakan lebih banyak tenaga agar usahanya tetap eksis, terlebih di masa pandemi ini.

Bacaan Injil hari ini menceritakan tentang bagaimana seorang pengikut Yesus dapat mengikuti-Nya. Yesus menegaskan bahwa seorang murid yang ingin mengikuti diri-Nya harus lebih mengasihi Dia daripada orang tuanya, anaknya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri (Mat. 10:37-39).  Karena Yesus adalah Kasih. Tugas perutusan kita di dunia pun tidak lepas dari segala macam bentuk penderitaan (salib), namun bukan berarti kita hanya fokus pada masalah/penderitaan kita dan tidak memperhatikan orang lain. Yesus mengatakan, seseorang yang menyambut kita berarti ia menyambut Yesus, dan barangsiapa menyambut Yesus, artinya ia menyambut Dia yang mengutus-Nya.  Justru dalam penderitaan, kita harus selalu memandang-Nya untuk tetap hidup dalam Kristus Yesus (Rm.6:11).  Perempuan kaya dari Sunem yang menerima Elisa dalam rumahnya beberapa kali,  mengetahui bahwa Elisa adalah abdi Allah yang kudus, sehingga ia menyiapkan ruangan khusus bagi Elisa di rumahnya.  Perempuan itu tidak memiliki anak. Keramahtamahan yang ditunjukkan perempuan Sunem dan suaminya terhadap Elisa, membuat Elisa mengatakan bahwa mereka akan menggendong seorang anak laki-laki satu tahun kemudian (2Raj. 4:16a), dan terjadilah perkataan Elisa tersebut pada waktunya.

Di masa pandemi ini, banyak orang kehilangan pekerjaan atau berkurangnya penghasilan. Banyak komunitas, organisasi dan instansi bahkan Paroki kita pun membantu mereka yang terkena dampak pandemi sebagai bentuk berbela rasa (solidaritas).  Tetapi mungkin masih banyak juga orang yang belum tergerak membantu sesamanya, karena berpikir kondisinya sendiri sedang sulit atau keuntungan apa yang bisa diperolehnya nanti. Padahal Yesus berkata: “Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya,” (Mat. 10:42).  Itulah janji Yesus kepada kita, karena kasih setia-Nya kepada kita untuk selama-lamanya. (Mzm. 89:3). Dengan turut berbela rasa dengan sesama yang sedang menderita, kita pun dipulihkan (diselamat kan) -Nya

Jadi, siapakah seorang yang kecil itu bagi kita?  Apakah kita melihat Yesus dalam dirinya dan mau menjadi BERKAT baginya ?

(AST)


Berdasar bacaan liturgi 28 Juni 2020:
2Raja 4:8-11, 14-16a
Mazmur 89:2-3, 16-17, 18-19
Roma 6:3-4, 8-11
Matius 10:37-42


Credit image: abcotvs.com


Tidak ada komentar

Posting Komentar