TUHAN, Di Manakah ENGKAU Berada?

Tidak ada komentar


Sebagai orang Katolik kita merindukan untuk dapat memandang wajah Tuhan kelak di Surga. Sehingga banyak usaha dilakukan mulai dari berdoa, rajin mengikuti perayaan Ekaristi, membaca Kitab Suci dan berbuat kebaikan.


Dalam bacaan hari ini Mat. 25: 31-46, kita diperlihatkan bahwa Tuhan ada di mana-mana dan bisa dilihat kapan saja dalam kehidupan sehari-hari lewat perbuatan baik yang bisa kita lakukan. Misalnya, menyediakan kebutuhan dasar makan dan minum bagi mereka yang membutuhkan agar orang yang dibantu tetap hidup dan sehat, memberi tumpangan dan pakaian pada orang asing yang membutuhkan kehangatan dan tempat berlindung, serta melawat orang sakit dan orang yang ada dalam ‘penjara’ di mana mereka membutuhkan penghiburan supaya sanggup menghadapi penderitaan.

Jadi, untuk melihat Tuhan tidak perlu menunggu lama, karena sebenarnya Tuhan telah hadir  dalam diri orang-orang yang membutuhkan yang bisa dijumpai saat kita melangkahkan kaki ke luar rumah, atau melihat mereka di media manapun.  Amat disayangkan, kita seringkali buta, tidak bisa melihat-Nya, bahkan kerap memalingkan wajah terhadap Dia yang ada dalam diri sesama.  Seringkali pikiran negatif kita lebih dominan daripada rasa empati.  Kita menghakimi mereka yang membutuhkan, “ah,  dia malas, tidak mau bekerja”, atau “aku juga sedang kekurangan, capek cari duit, ngapain kasih ke dia yang malas”, “siapa dia, … jangan-jangan orang jahat ya”, “ih jijik …ngapain dia dekat-dekat aku”.

Kita lupa bahwa ketika kita dibaptis dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, kita punya tugas untuk mewartakan kabar gembira, bahwa dalam Tuhan ada keselamatan, dan menghadirkan DIA bukan hanya untuk diri kita sendiri tapi juga untuk mereka yang membutuhkan.  Artinya, kita juga harus menjadi gembala yang mencari, menemukan domba yang hilang dan memberi perlindungan pada mereka.  Karena Dia berkata, … sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang saudara-Ku yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.  Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar masuk ke dalam hidup yang kekal,” (Mat. 25:45-46).

Mari buang pikiran negatif untuk menghakimi, apalagi terhadap mereka yang membutuhkan, karena penghakiman adalah hak Tuhan Allah, Raja Semesta Alam, untuk memisahkan ‘domba jantan’ dan ‘kambing jantan’ (Yeh. 34:17).  Mari membuka mata hati kita agar dapat melihat Tuhan yang hadir dalam diri sesama dan menyapa-Nya lewat senyuman, uluran tangan serta memberi penghiburan untuk mereka.  Berdoa Gemati bersama keluarga memampukan kita memiliki kerendahan hati untuk berbagi BERKAT dan menjadi SOBAT bagi orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan.  Sang Gembala akan membimbing dan menyertai langkah kita. Bersama-Nya kita tidak akan kekurangan dan pada akhirnya boleh berdiam dalam rumah Bapa sepanjang masa (Mzm. 23).  

(IP)



Berdasar bacaan liturgi 22 Nov 2020:
Yehezkiel 34:11-12, 15-17
Mazmur 23:2-3, 5-6
1 Korintus 15:20-28
Matius 25:31-46


Credit image: dreamstime.com


 

Tidak ada komentar

Posting Komentar