Mentalitas Siap Sedia

Tidak ada komentar

Terdapatlah kisah seorang karyawan yang mendapatkan promosi mendadak di kantornya. Ia menceritakan atasannya pernah berkata kepadanya “Besok dan seterusnya kamu akan menjadi bagian dari top level management team, jadi selanjutnya kamu akan memegang tanggung jawab yang lebih besar, tentu saja dengan kompensasi yang lebih besar juga.”  Saat itu juga karyawan tersebut menjawab dan menyatakan kesanggupan dan kesiapannya karena dia terbiasa memegang tanggung jawab lebih dalam menyelesaikan berbagai macam permasalahan penting di berbagai macam divisi perusahaan. Mental siap sedia dan selalu ingin memberikan yang terbaik untuk perusahaan adalah sikap yang selalu ia tanamkan sejak awal bekerja. Sejak kejadian ini, perusahaan tersebut makin berkembang dan banyak meraih penghargaan di industrinya.


Menanggapi suatu situasi keadaan yang baru, dibutuhkan mental siap sedia seperti karyawan diatas.  Kesiapsediaan juga membutuhkan kebijaksanaan tidak hanya dalam hal berpikir, tetapi juga bertindak.  Sisi baiknya adalah kebijaksanaan berkeliling mencari orang yang patut baginya dan memperlihatkan diri kepada mereka yang mencarinya (bdk. Keb. 6:15).  Karunia kebijaksanaan ini juga dapat sebagai pengingat kepada kita untuk tidak hanya memikirkan dan mempersiapkan bekal jasmani saja, namun yang jauh lebih penting adalah bagaimana mempersiapkan bekal rohani, yaitu mempersiapkan diri dengan sebaiknya untuk menyambut kedatangan sang penyelamat Yesus Kristus.  Berjaga-jagalah dan siap sedia lah, sebab Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga (bdk. Mat. 24:42a, 44).

Makna lebijaksanaan dalam injil kali ini diambil dari kisah gadis-gadis bijaksana dan gadis-gadis bodoh.  Kisah ini merupakan salah satu perumpamaan tentang akhir jaman yang diajarkan oleh Yesus.  Dalam kisah ini kita sebagai umat Allah digambarkan sebagai sepuluh gadis-gadis, sementara Yesus digambarkan sebagai sang mempelai, dan kerajaan Allah digambarkan sebagai perjamuan kawin.  Seyogyanya kita berlaku seperti gadis-gadis bijaksana yang sejak awal sudah mempersiapkan pelita dan minyak untuk menyambut kedatangan mempelai, sehingga kita siap sedia saat perjamuan kawin dilaksanakan.

Tidak sedikit dari kita bertanya, bagaimana bila kita dalam posisi seperti gadis-gadis bodoh, dimana kita hanya mempunyai persiapan sedikit sekali sehingga kita tidak bisa melakukan hal terbaik dalam peristiwa penyambutan mempelai?  Jangan khawatir, Allah kita itu adalah Allah yang maha rahim dan menyayangi umat-Nya.  Kita cukup melakukan pertobatan dan amal kasih agar kita layak menyambut akhir zaman dalam kerajaan Allah di surga.

Tindakan amal kasih dapat kita lakukan mulai dari keluarga terdekat kita.  Gerakan doa bersama dengan keluarga atau yang lebih terkenal dengan GEMATI (Gerakan Mewujudkan Doa dengan Kemurahan Hati), dapat mempererat hubungan kasih sesama anggota keluarga.  Allah yang murah hati sudah memberikan kasih dan berkat-Nya yang begitu besar kepada kita, maka sudah seyogyanya kita juga memberikan berkat dan kemurahan hati kepada sesama.  Salah satu program berbagi kasih ini dapat juga kita wujudkan dalam program BERKAT (Berbagi Kasih dengan Kemurahan Hati), dimana dengan gerakan ini umat Allah dapat berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan Gereja, sehingga gereja tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah saja tetapi juga memberikan manfaat sosial langsung kepada masyarakat sekitar.  Marilah kita bentuk mental Siap Sedia, dan juga belajar menjadi manusia Bijaksana, dengan selalu beramal dan tekun berdoa hanya demi kemuliaan nama-Nya.  
(BOB)
 
 
Berdasar bacaan liturgi 8 November 2020:
Kebijaksanaan 6:13-17;
Mazmur 63:2.3-4.5-6.7-8;
1 Tesalonika 4:13-18;
Matius 25:1-13


Credit image: jorgecocco.com



Tidak ada komentar

Posting Komentar