MENGIKUTI KEHENDAK ALLAH

Tidak ada komentar


Memiliki segala kesuksesan - pekerjaan yang mapan, gaji yang besar, kedudukan yang terpandang baik dalam pekerjaan maupun dalam masyarakat - dan kenyamanan, merupakan  impian dan tujuan setiap orang.  Kita dipacu untuk dapat mewujudkan semua itu, mencari kepuasan untuk diri dan tanpa kita sadari dapat berujung pada egoisme.  Apakah dalam mewujudkan semua ini menunjukkan kita telah mengandalkan Tuhan untuk ikut campur tangan? Apakah keinginan kita tersebut sesuai dengan keinginan Tuhan untuk hidup kita ?


Sabda Tuhan hari ini sangat luar biasa, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya  dan mengikut Aku.” (Mat. 16:24)
Sabda Tuhan dengan tegas mengatakan bahwa untuk mengikuti Dia, kita harus menyangkal diri, yang artinya kita tidak lagi memusatkan diri hanya kepada kepentingan atau kehendak diri kita sendiri melainkan kita harus memusatkan diri kepada apa yang menjadi kehendak Tuhan.

Bagaimana kita dapat menyangkal diri, mengalahkan egoisme dan berubah? Rasanya tidak mudah untuk dijalankan saat kita masih terjebak pada keinginan daging dan diri sendiri, yang berpusat pada kepentingan diri semata.  Yesus meminta kita untuk meneladani hidup dan karya-Nya, yaitu memberikan diri seutuhnya untuk mengasihi sesama.

Nabi Yeremia seakan meneguhkan kita, ia juga mengalami kegalauan dan berusaha mengikuti keinginannya sendiri untuk menjauh dari Tuhan.  Di saat ia mau menjauh, justru ada sesuatu yang membakar dirinya untuk menyerahkan diri kepada kehendak Tuhan (Yer. 20:9).  Dan pada akhirnya nabi Yeremia meninggalkan egonya dan mengikuti panggilan hatinya yang merupakan panggilan Tuhan dan Ia menjadi seorang nabi besar.

Sulitkah bagi kita untuk menyangkal diri dan memikul salib?  Selalu ada kesempatan bagi kita untuk memulainya dengan menjadi pribadi yang tidak egois, mau memberikan diri kita kepada sesama, berbela rasa dan BERbagi KAsih dengan kemurahan haTi (BERKAT), serta selalu melibatkan Tuhan dalam setiap perkara hidup kita, seperti nasihat Rasul Paulus: “Janganlah kamu serupa dengan dunia, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah, apa yang baik yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” (Rom. 12:2).
 
(Mei)

Berdasarkan bacaan liturgi 30 Agustus 2020
Yeremia 20:7-9;
Mazmur 63:2,3-4,5-6,8-9;
Roma12:1-2;
Matius 16:21-27

Credit image: ibelieve.com

Tidak ada komentar

Posting Komentar