Gegara COVID

Tidak ada komentar

Gara-gara COVID-19 semua mendadak berubah secara drastis: gaya hidup, cara berkomunikasi, pola bersosialisasi, bahkan cara beribadat. Tiba-tiba perayaan Ekaristi di gereja distop.
Mendadak semua kegiatan dalam komunitas-komunitas rohani terhenti. Pewartaan Injil pun seolah terputus. Sesaat semua gagap menghadapi perubahan yang begitu cepat terjadi. Untung tak berlama lama. Dengan segera kita beradaptasi. Dapat cara-cara baru untuk tetap saling berhubungan, berkomunikasi. Lewat sarana-sarana baru sebagai hasil kemajuan teknologi. Pertemuan-pertemuan dalam komunitas rohani bersalin rupa. Tak lagi saling berkumpul secara fisik. Sebagai gantinya muncul cara baru untuk saling berjumpa. Antara lain lewat pertemuan-pertemuan via video conference. Tentu yang paling fenomenal adalah misa live streaming atau siaran langsung dari televisi…. yang juga membuka kesempatan orang-orang yang belum mengenal Kristus untuk mulai berjumpa dengan-Nya lewat misa online tersebut.

Ternyata pandemi sehebat itu tak mampu mencegah tetap berlangsungnya karya pewartaan Injil. Muncul inovasi-inovasi baru untuk mewartakan Kerajaan Allah. Bahkan mungkin akan lebih efektif dan sesuai perkembangan jaman. Jangan heran kalau pewartaan Injil justru makin hebat gara-gara musibah ini! Apakah ini semua melulu berkat kepandaian manusia, termasuk kemampuannya untuk beradapatasi? Tidak! Di balik semua itu Roh Kudus yang bekerja. Dia yang membimbing kita untuk mampu mengatasi segala kesulitan. Dia yang memberi hikmat. Dia yang menolong kita di saat-saat sulit seperti saat ini. Bukan hanya sekarang, tapi sepanjang masa. Bukankah Tuhan Yesus sendiri yang menjanjikan seorang Penolong, yaitu Roh Kebenaran saat Ia harus meninggalkan para murid-Nya (Yoh 14:16-17)?  Di masa-masa sulit seperti ini justru peran Roh Kudus makin terasa. Bukan hanya dalam soal teknis berkomunikasi seperti yang dibahas di atas. Tetapi Dia juga yang membimbing orang-orang untuk kembali kepada Tuhan. Mengandalkan-Nya. Banyak sekali kasus di seluruh dunia yang menunjukkan betapa orang-orang kembali tersadar bahwa mereka sungguh rapuh dan akhirnya datang kepada Tuhan. Roh Kudus pula yang menggerakkan hati orang-orang untuk saling berbela rasa, mengasihi dan saling melayani mengatasi segala kesulitan. Belum lagi soal pulihnya relasi dalam keluarga yang selama ini terabaikan karena biasanya sibuk sendiri-sendiri, tak punya kesempatan untuk saling bersama. Betapa dahsyat segala pekerjaan Tuhan, agar kita terus beriman teguh kepada-Nya, bahkan dalam menghadapi COVID-19 (Mzm 66:3)!  Kehadiran Roh Kudus memang mutlak diperlukan! Seperti yang terjadi pada orang-orang Samaria yang dibaptis hanya dalam nama Tuhan Yesus. Rasul Petrus dan Yohanes khusus diutus kepada jemaat di sana, agar mereka juga menerima Roh Kudus (Kis 8:15-18). Petrus lewat suratnya juga menekankan betapa Roh Kudus membimbing kita untuk bersaksi baik lewat kata-kata  maupun lewat cara hidup dan kemartiran (1Ptr 3:15-18). Bagaimana dengan kita?

Doa: Ya Roh Kudus, datanglah membimbing kami dalam masa sulit akibat COVID-19, agar justru pada masa-masa ini, kami makin teguh mewartakan Kerajaan Allah lewat kesaksian dan pelayanan dalam kasih. Amin.

(HS)



Berdasar bacaan liturgi 17 Mei 2020:
Kis 8:5-8.14-17
Mzm. 66:1-3a,4-5,6-7a,16,20
1Ptr 3:15-18
Yoh 14:15-21

Credit image: www2.cifor.org

Tidak ada komentar

Posting Komentar