Terang Yang Menyembuhkan

Tidak ada komentar

Dalam acara eksplorasi sosial, kelas IX SMP di BSD, salah satu kegiatannya adalah mengunjungi sebuah SLB (anak-anak tunanetra) di Jakarta Selatan.  Peserta didik mengikuti proses pembelajaran di kelas, bersama teman-temannya di SLB tersebut seharian.  Sehari setelah kegiatan berlangsung, mereka menulis refleksi.  Hampir setiap anak menuliskan refleksinya bersyukur karena mereka memiliki mata yang sehat dan mampu melihat.

Penglihatan merupakan salah satu indra yang sangat penting dalam kehidupan kita. Yesus melihat seorang yang buta sejak lahirnya.  Orang buta sejak lahir menurut orang Yahudi adalah DOSA.  Ada rasa belas kasihan dalam diri Yesus.  Waktu Yesus melihat, Dia melihat penderitaan manusia. Waktu Yesus melihat, Dia melihat orang-orang yang hopeless dan helpless, yang tidak ada pertolongan dalam kehidupannya kecuali Tuhan yang menolong dia. Itulah yang dilihat oleh Yesus.

Ketika memberi pertolongan, Yesus tidak menggubris soal sebabnya apa dan akibatnya apa.  Dia menolong tanpa melihat latar belakang yang ditolong.  Hal itu sudah tidak terlalu penting, tapi yang penting adalah sekarang, mulai dari keadaan ini untuk bagaimana bertobat, bagaimana mengalami pemulihan, bagaimana disembuhkan, bagaimana mengalami pertolongan Tuhan.

Ketika kita menolong, seperti yang Yesus katakan, “Tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.” Penderitaan yang terjadi dalam kehidupan kita, penderitaan yang terjadi di Negara kita. Pertanyaannya adalah: pekerjaan Allah yang mana yang mau dinyatakan di dalam diri kita, di dalam Gereja kita, di dalam Negara kita?

Waktu mengalami pergumulan dalam kehidupan keluarga, kita mestinya bertanya: pekerjaan Allah yang mana yang mau dinyatakan di dalam keluarga kita? Dalam peristiwa yang mungkin pahit tersebut ada hal yang mau disampaikan kepada kita. Dengan Terang Roh Kudus, kita mampu belajar dan terus bertumbuh dalam iman.  Efesus 5:9, “karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran.”

Kiranya kebutaan kita akan kebenaran dan cahaya Ilahi, tidak menutup hati kita untuk selalu mendengar dan melihat penderitaan sesama kita. Kiranya Tuhan memberkati kita, kiranya Tuhan menolong kita, kiranya Tuhan memberikan kepada kita kepekaan, kiranya Tuhan memberikan kepada kita terang penglihatan sebagaimana Tuhan melihat.  Apakah aku selalu bersyukur atas anugerah yang Tuhan berikan kepadaku? 
(Ch.E.M)



Berdasar bacaan liturgi 22 Maret 2020:
1Sam.16:1b,6-7, 10-13a;
Mzm.23:1-3a,3b-4,5,6;
Ef.5:8-14;
Yoh. 9: 1-341


Source image: freebibleimages.org

Tidak ada komentar

Posting Komentar