Saat melakukan transaksi jual beli barang di toko atau transaksi bisnis, kita amat menikmati peranan kita sebagai pembeli. Sedapat mungkin kita berusaha mendapatkan penawaran harga terbaik, dan pelayanan yang terbaik pula. Bila tidak, sebagai pembeli kita biasanya akan mengajukan keberatan atau komplain, karena pembeli adalah raja, yang berkuasa atas keberlangsungan usaha sang penjual produk/jasa. Apakah demikian pemahaman tentang peran ‘raja’ yang kita ketahui?
Dalam Injil Yoh 18:33b-37, Yesus menyatakan diri-Nya adalah Raja di hadapan Pilatus meskipun bukan dalam pengertian yang dimaksudkan oleh Pilatus. Kerajaan-Nya bukan dari dunia ini. Kerajaan dalam arti Politis harus didukung oleh kekuasaan politis tapi kerajaan rohani tidak membutuhkan hal itu. Ia menjelaskan tentang diri-Nya sendiri dan menunjukkan bagaimana Ia menjadi seorang Raja, karena Ia datang untuk memberikan kesaksian tentang kebenaran. Ia memerintah dalam hati manusia melalui kuasa kebenaran. Ia datang untuk menjadi seorang Saksi. Saksi bagi Allah yang menciptakan dunia ini dan saksi untuk melawan dosa yang telah menghancurkan dunia.
Yesus memproklamirkan diri-Nya sebagai Raja melalui darah-Nya dan pengorbanan-Nya, melepaskan harga diri-Nya mengambil rupa seorang hamba dan taat sampai mati. Kerajaaan-Nya bukanlah kerajaan politis dan penuh kuasa melainkan kerajaan Kasih Keadilan dan Damai Sejahtera. Kerajaan-Nya adalah kerajaan yang kekal tidak akan lenyap dan tidak akan musnah sebagaimana yang dilihat oleh Daniel (Dan 7:13-14) dan kitab Wahyu (Wahyu 15-8) yang menyatakan bahwa Yesus adalah Alfa dan Omega.
Bila kita memandang salib, kita akan melihat seorang raja yang berbeda dengan raja duniawi. Tidak ada tanda-tanda kebesaran seorang raja yang berpakaian indah, bermahkota emas dan duduk di takhta, tapi Yesus hampir tanpa busana, bermahkota duri, berdarah dan tergantung di salib. Dia telah menjadi saksi menjalankan tugas mulia dari Allah Bapa untuk menyelamatkan kita dan setia menjalankan tugas-Nya sampai akhir meski melalui penderitaan dan kehinaan.
Sudahkah saya rendah hati seperti Yesus Sang Juru Selamat? Bersediakah saya untuk menerima Yesus sebagai Raja dalam hidup saya dan meneruskan pekerjaan Yesus Raja Semesta Alam untuk menyelamatkan umat manusia? (LT)
Berdasarkan bacaan liturgi 25 Nopember 2018:
Dan 7: 13-14 Mzm 93:1a,b,c – 2,5
Wahyu 1: 5-8
Yoh 18:33b-37
Credit image: https://thepreachersword.files.wordpress.com
Tidak ada komentar
Posting Komentar