Berjaga-jagalah

Tidak ada komentar

 

 

“Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba” (Mrk. 13:33)

Sampai dengan saat ini, hampir semua negara di dunia masih berjuang melawan pandemi Covid-19. Berbagai upaya terus dilakukan termasuk pembuatan vaksin yang diharapkan dapat menjadi senjata pamungkas untuk membasmi virus tersebut. Namun, nampaknya kita masih harus sabar menanti realisasi program vaksinasi tersebut. Sementara ini, yang harus  dilakukan adalah selalu waspada dan menjaga keselamatan diri secara disiplin, menaati protokol kesehatan 3M  dan menaikkan imunitas tubuh untuk terhindar dari penyakit  menular ini.

Sikap berjaga-jaga dan berhati-hati dalam gambaran situasi ini sedikitnya mirip dengan  bacaan Injil hari ini yaitu penantian akan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya pada akhir zaman.  Tidak ada yang tahu kapan waktunya atau datangnya akhir zaman itu, bahkan Yesus dan malaikat-malaikatpun tidak tahu, kecuali Bapa (Mrk. 13:32). Oleh karena itu, Yesus meminta murid-murid-Nya untuk selalu berjaga-jaga dan siap menyambut kedatangan Yesus pada akhir zaman.  Yesus mengajarkannya dalam sebuah perumpamaan. Seorang tuan hendak bepergian dan menyerahkan tanggung jawab kepada hambanya,   sesuai dengan tugas masing-masing. Kepada penjaga pintu diperintahkan untuk berjaga-jaga  dan siap siaga setiap saat, karena tuannya tidak mengatakan kapan akan pulang.  Satu hal yang harus dihindari oleh penjaga pintu itu adalah ‘tertidur’ saat tuannya pulang, sebab kalau ini terjadi pasti tuannya akan marah sekali karena tidak bisa masuk rumah . Akibatnya  penjaga pintu akan menerima hukuman karena tidak bisa menjalankan tugas dengan baik.

Jangan sampai Tuhan mendapati kita ‘tidur’ atau lengah saat Dia datang. Dengan begitu Tuhan akan memandang kita layak untuk tinggal bersama-NYA. Terhadap segala penugasan yang diberikan kepada kita di dunia ini, sudah selayaknya kita bersyukur dan  menjalankannya dengan penuh hikmat, tekun, berjaga-jaga dan setia agar menghasilkan buah (berkat) bagi sesama.  Sebab, Allah  memanggil kita untuk bersekutu dengan anak-Nya (1 Kor. 1: 9).  Meskipun terkadang kita lengah dan sering memberontak dalam menjalankan perintah-Nya, Allah itu Maha Pengasih dan setia.  Kita hanya perlu bertobat, kembali ke jalan-Nya, dan mau dibimbing oleh-Nya.  Kita hanyalah  tanah liat dan Dia-lah yang membentuk kita, dan kita adalah buatan tangan-Nya (Yes. 64:8).

Kebiasaan berjaga-jaga menantikan kedatangan Yesus, dapat dimulai dari hal sederhana di dalam keluarga, misalnya turut aktif menjaga pengembangan iman keluarga. Orang tua dapat memberikan contoh untuk membangun kehidupan iman melalui kebiasaan berdoa bersama dalam keluarga dengan melakukan Gerakan GEMATI (Mewujudkan Doa dengan Kemurahan Hati).  Buah-buah dari habitus berdoa ini dapat meningkatkan semangat belarasa terhadap sesama sebagai bentuk ungkapan syukur.  Gerakan berkat (Berbagi Kasih dengan Kemurahan Hati), memampukan kita untuk berbelarasa dan berpartisipasi dalam membangun ruang bersama yang dapat meningkatkan  kualitas hidup keimanan umat. Dengan gerakan ini diharapkan Gereja dapat memberikan dampak sosial langsung kepada masyarakat sekitar dengan tindakan nyata. Semoga kita dapat selalu mempersiapkan diri untuk menanti kedatangan-NYA.  

(YFE)


Berdasar bacaan liturgi Minggu,29 November 2020
Yesaya 63:16b-17;64:1.3b-8;
Korintus 1:3-9
Markus 13:33-37

Credit image: image.slidesharecdn.com/whattimeisit-110622100026-phpapp02/95/what-time-is-it-1-728.jpg



Tidak ada komentar

Posting Komentar